LEIPZIG (RIAUPOS.CO) – Svante Paabo meraih penghargaan atas kerja kerasnya. Ahli paleogenetika asal Swedia tersebut dinyatakan sebagai pemenang Nobel Kedokteran tahun ini. Penghargaan itu diberikan atas karyanya yang mengurutkan genom Neanderthal dan hominid Denisova.
Neanderthal merupakan jenis manusia purba yang hidup di Eurasia hingga 40 ribu tahun lalu. Susunan tulang kerangkanya mirip manusia modern. Karena itu, beberapa ahli meyakini dia adalah jenis homo Sapiens tertua. Hominid Denisova merupakan spesies atau subspesies manusia purba yang punah. Dia tersebar di Asia selama masa paleolitikum bawah dan tengah.
Paabo merupakan pendiri dan direktur di Departemen Genetika Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi di Leipzig, Jerman. Dia menemukan bahwa transfer gen telah terjadi dari hominid ke homo Sapiens. Yakni, setelah ada migrasi keluar dari Afrika sekitar 70 ribu tahun lalu.
Komite Nobel menyampaikan, penelitian Paabo telah memunculkan disiplin ilmiah yang sama sekali baru, yaitu paleogenomik. Dia telah menghasilkan pemahaman baru tentang sejarah evolusi manusia. Dengan mengungkap perbedaan genetik yang membedakan semua manusia dimulai dari hominid, penemuannya dianggap memberikan dasar untuk mengeksplorasi keunikan manusia.
”Aliran gen kuno ke manusia masa kini memiliki relevansi fisiologis saat ini. Misalnya, memengaruhi sistem kekebalan tubuh kita bereaksi terhadap infeksi,” tulis Komite Nobel sebagaimana yang dikutip Agence France-Presse.
”Kontribusi utamanya telah menjadi pelopor dalam memulihkan DNA purba dan itu sangat penting dalam studi evolusi manusia,” ujar Chris Stringer, peneliti di Natural History Museum, London.
Paabo mengungkapkan, dirinya tengah meminum secangkir teh sebelum berangkat menjemput putri kecilnya ketika Komite Nobel meneleponnya untuk mengabari kemenangannya kemarin. Peneliti 67 tahun tersebut begitu kaget.
”Saya entah bagaimana tidak berpikir bahwa ini akan benar-benar memenuhi syarat untuk hadiah Nobel,” katanya. Dia bakal mendapatkan hadiah SEK 10 juta atau Rp 13,8 miliar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman