Marak Pembakaran Al-Qur’an di Swedia dan Denmark, Berikut 4 Pelaku Utamanya

Internasional | Rabu, 09 Agustus 2023 - 00:47 WIB

Marak Pembakaran Al-Qur’an di Swedia dan Denmark, Berikut 4 Pelaku Utamanya
Aksi pembakaran Kitab Suci Al-Qur’an.  (AFP)

STOCKHOLM (RIAUPOS.CO) – Swedia sedang menjadi sorotan dunia usai aksi pembakaran Kitab Suci Al-Qur’an yang semakin marak beberapa waktu terakhir. Terlepas dari janji Pemerintah Swedia yang mempertimbangkan cara melarang pembakaran kitab suci, aksi serupa terus berulang dan masih diizinkan pihak berwenang.

Terbaru, seorang perempuan keturunan Iran membakar Al-Qur’an pada 3 Agustus. Komunitas internasional kembali mengecam dan meminta Swedia mengambil sikap tegas kepada pelaku agar kejadian serupa tak terulang.


Tak hanya Swedia, pembakaran Al-Qur’an juga terus berulang di Denmark. Kedua negara memang memiliki Undang-Undang Kebebasan Berekspresi sehingga aksi seperti itu sulit bahkan tidak mungkin diintervensi pemerintah. Berikut empat pelaku paling frontal dalam melakukan pembakaran Alquran di depan publik.

 

Bayrami Marjan

Bayrami Marjan membakar Al-Qur’an di sekitar Pantai Angbybdet, Stockholm, Swedia pada 3 Agustus.  Dikutip dari Anadolu Agency, Marjan mengatakan, seluruh agama harus dimusnahkan. Dia mencoret-coret lembaran salinan kitab suci, merobek, lalu membakarnya.

Di sebelah kanan dia, terlihat botol hitam dan kaki orang yang seperti mengenakan seragam. Sejauh ini tak banyak informasi soal Marjan. Sejumlah media asing hanya mencantumkan bahwa perempuan itu berusia 47 tahun dan keturunan Iran.

 

Salwan Najeem

Akhir Juli, aktivis asal Irak itu mengajukan izin untuk membakar Al-Qur’an di depan parlemen.

”Saya akan terus membakar ini sampai mereka melarang Alquran,” kata Najeem.

 

Salwan Momika

Imigran asal Irak, Salwan Momika membakar Al-Qur’an pada 28 Juni, bertepatan dengan hari Idul Adha. Dia melakukan hal tersebut di luar masjid besar Stockholm, Swedia.

Momika melancarkan aksi pembakaran Al-Qur’an sebagai bentuk kebebasan berekspresi.

”Ini (membakar Alquran) adalah demokrasi. Bahaya jika mereka mengatakan bahwa kita tidak melakukan ini,” ucap pria 37 tahun itu kepada media lokal dikutip dari AFP.

Momika mengaku sebagai ateis dan tinggal di Swedia sejak beberapa tahun lalu. Meski tinggal di Stockholm, dia masih memiliki status kewarganegaraan Irak.

 

Rasmus Paludan

Tokoh terakhir yang paling frontal dalam membakar Al-Qur’an di publik, sekaligus politikus ekstremis sayap kanan Denmark, Rasmus Paludan. Dia tercatat beberapa kali membakar Al-Qur’an di depan publik.

Aksi tersebut berlangsung di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari. Seminggu kemudian dia melakukan hal serupa di depan Kedubes Turki di Copenhagen, Denmark.

Sumber: Jawapos.com

Ediotr: Edwar Yaman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook