PYONG YANG (RIAUPOS.CO) - Adik perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, Kim Yo Jong, berjanji negaranya segera menempatkan satelit pengintaian militer ke orbit secara benar dan tepat. Janji itu disampaikan sehari setelah upaya Korut untuk meluncurkan satelit mata-mata gagal.
Kim Yo Jong membuat pernyataan itu saat dirinya mencela Amerika Serikat yang mengecam peluncuran satelit yang gagal dan diklaim oleh Korut sebagai kendaraan peluncur antariksa pada hari sebelumnya.
"Jika peluncuran satelit DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) harus dikecam secara khusus, maka AS dan semua negara lain, yang telah meluncurkan ribuan satelit, harus dikecam juga," kata Kim Yo Jong.
"Satelit pengintai militer DPRK pasti akan ditempatkan dengan benar di orbit antariksa dalam waktu dekat dan memulai misinya," ujar Yo Jong.
"Kami menegaskan sekali lagi bahwa musuh sangat mengkhawatirkan (kemungkinan) DPRK memiliki akses ke sarana pengintaian dan informasi yang sangat baik, termasuk satelit pengintaian," kata Yo Jong.
"Dan, oleh karena itu, kami sadar bahwa kami harus mengerahkan upaya lebih besar untuk mengembangkan sarana pengintaian," tambahnya.
Kim Yo Jong yang menjabat sebagai Wakil Direktur Departemen Komite Sentral Partai Buruh berkuasa di Korut, menyebut resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penggunaan teknologi balistik oleh Korut sebagai sikap yang mirip gangster dan salah karena melanggar hak Korut untuk menggunakan ruang angkasa.
Selain itu, dia menegaskan kembali bahwa Korut tidak tertarik berdiskusi dengan AS, dan ia menyoroti kebijakan bermusuhan Washington terhadap Pyongyang.
"Kami tidak memiliki bahan dialog dan tidak merasa perlu berdialog dengan AS dan antek-anteknya," ujarnya.
"Kami akan melanjutkan cara penangkalan ala kami, melalui aksi yang lebih ofensif sehingga mereka akan menyadari bahwa mereka tidak memperoleh keuntungan apa-apa dari perluasan kebijakan yang bermusuhan terhadap DPRK," kata Yo Jong lebih lanjut.
Sebelumnya, pada Rabu (31/5), Korut menembakkan roket ke arah selatan, tetapi roket itu jatuh ke Laut Kuning setelah mengalami penerbangan tidak normal menurut pihak militer Korea Selatan.
Korut mengonfirmasi kegagalan tersebut dengan mengatakan roket Chollima-1 yang membawa satelit pengintaian militer Malligyong-1 jatuh ke laut karena start mesin tahap kedua yang tidak normal. Pemerintah Korut menambahkan bahwa mereka berencana melakukan peluncuran kedua sesegera mungkin. Peluncuran terbaru roket Korut tersebut menuai kecaman dari Korsel, AS, dan Jepang.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman