Diduga Buang Limbah, Puluhan Warga 5 Desa Gelar Aksi Damai di PT SSS

Indragiri Hulu | Selasa, 03 Agustus 2021 - 16:15 WIB

Diduga Buang Limbah, Puluhan Warga 5 Desa Gelar Aksi Damai di PT SSS
Puluhan warga perwakilan lima desa dari Kecamatan Lubuk Batu Jaya dan Kecamatan Sungai Lala lakukan aksi damai ke PT SSS atas dugaan pembuangan limbah ke sungai daerah itu, Selasa (3/8/2021). (RAJA KASMEDI/RIAUPOS.CO)

RENGAT (RIAU POS.CO) - Puluhan warga utusan lima desa dari Kecamatan Lubuk Batu Jaya dan Kecamatan Sungai Lala Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) gelar aksi damai ke pabrik kelapa sawit (PKS) PT Sanling Sawit Sejahtera (SSS), Selasa (3/8/2021). Puluhan warga itu menuntut dugaan pembuangan limbah cair ke sungai daerah itu.

Karena atas dugaan pembuangan limbah tersebut, sudah sering ikan di Sungai Ati-ati yang mengalir ke Sungai Batang Lalo, mati. Dimana sungai itu bermuara ke Sungai Kuantan atau disebut juga Sungai Indragiri.


Warga dari lima desa itu di antaranya, Desa Rimpian Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Desa Perkebunan Sungai Lala, Desa Pasar Sungai Lala, Desa Kuala Lala dan Desa Kelawat sama-sama Kecamatan Sungai Lala.

Untuk menyampaikan aksi damai, pihak perusahaan menerima perwakilan warga di bagian lobi kantor PKS PT SSS. Warga juga membentangkan spanduk bertuliskan jangan membuang limbah ke sungai yang dipasang bersebelahan dengan papan plant PKS PT.

Ali Akbar perwakilan warga Desa Sungai Lala mengatakan bahwa, dirinya bersama warga yang lain terganggu atas dugaan pembuangan limbah ke Sungai Ati-ati serta Sungai Batang Lalo.

"Saya mewakili warga lainnya yang berprofesi sebagai nelayan, mata pencarian kami sangat terganggu," ujar Ali Akbar.

Menurutnya, dia bersama warga lainnya hampir 24 jam berada di sungai untuk mencari ikan. Sehingga dari pengetahuannya bersama warga lainnya, sudah 12 kali terjadi ikan mati dengan jumlah banyak.

Hal yang sama juga disampaikan Muhammad Idris utusan Desa Kelawat. Dimana ratusan ikan dalam kerambahnya mati yang diduga akibat limbah. "Kami dapat membedakan yang mana ikan mati akibat limbah dan mana ikan mati akibat racun jenis potas," tegasnya.

Menurutnya, mana mungkin ada warga lainnya meracuni ikan menggunakan putas ikan dalam kondisi air sungai lagi naik.

"Kalau ikan diracun menggunakan putas dalam kondisi air naik, perlu berapa ton," sebutnya.

Dari pertemuan tersebut, disepakati bersama pihak perusahaan yang dituangkan dalam berita acara. Dimana dalam berita acara itu disebutkan bahwa ketika ditemukan ikan mati, masing-masing pihak melakukan turun bersama untuk mengambil sampel.

"Kami pada prinsipnya siap menerima masukan dari perwakilan warga dari lima desa. Mudah-mudahan kedepannya hubungan silaturahmi antara warga dengan perusahaan dapat terjalin dengan baik," harap Manager Legal PT SSS, Ikhsan Siregar.

 

Laporan: Raja Kasmedi (Rengat)

 

Editor: Erwan Sani









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook