JELANG OSCAR 2020

Kekuatan "1917" yang Mengancam Eksistensi "Joker"

Hiburan | Minggu, 26 Januari 2020 - 01:04 WIB

Kekuatan "1917" yang Mengancam Eksistensi "Joker"
Sutradara film "1917", Sam Mendes, saat mengarahkan pemainnya dalam proses pengambilan gambar. Film "1917" menjadi ancaman nyata "Joker" dalam Piala Oscar 2020. (UNIVERSAL)

Di beberapa penghargaan, film 1917 berhasil mengalahkan Joker sebagai Film Terbaik. Ajang Oscar 2020 pada 9 Februari nanti menjadi puncak persaingan dua film tersebut.

Oleh Hary B Koriun


APA artinya seseorang yang mempertaruhkan hidupnya untuk menjadi pengirim pesan dengan harapan bisa menyelamatkan 1.600 tentara dari kemungkinan pembantaian massal di garis depan sebuah perang?

Itulah inti yang ingin disampaikan Sam  Mendes dalam film yang kini menjadi perbincangan di seluruh dunia, 1917. Film dengan setting Perang Dunia I, di bagian utara Prancis. Ketika itu Jerman berhasil memukul mundur Inggris dan sekutunya. Namun pada 6 April 1917, secara mengejutkan tentara Jerman mundur dari wilayah yang didudukinya. Aksi ini membuat Inggris percaya diri melancarkan serangan balasan.

Dengan teknik pengambilan gambar satu kamera (one shoot), kita "dipaksa" untuk mengikuti perjalanan sehari semalam Kopral William Schofield (George MacKay), yang harus menyampaikan surat kepada Kolonel MacKenzie (Benedict Cumberbatch) dari Jendral Erinmore (Colin Firth). Erinmore  punya analisis lain. Dia yakin, Jerman sengaja mundur sekitar 14 kilometer dari area yang sebelumnya dikuasainya dengan sebuah jebakan. Dalam analisa Erinmore, jika pasukan garda terdepan terus mengejar, mereka akan disergap pasukan Jerman itu.

Tugas menyampaikan pesan itu sebenarnya diberikan kepada Kopral Tom Blake (Charles Chapman). Salah satu alasannya, karena kakaknya, Joseph Blake (Richard Madden) ada di barisan pasukan terdepan tersebut. Sayangnya, di tengah perjalanan, Blake tewas. Dia ditusuk oleh pilot Jerman (Robert Maaser) yang pesawatnya jatuh ditembak Angkatan Udara Inggris. Padahal mereka berdua hendak menolongnya.

Schofield yang sebenarnya hanya menjadi pendamping Blake dalam misi ini, akhirnya mengambil peran itu. Masalahnya, perjalanan dari markas Erinmore ke pos MacKenzie yang memimpin Batalyon Kedua Resimen Devon bukan perkara mudah.

Selain dikejar waktu yang sangat mepet, Schofield harus berhadapan dengan medan yang sulit untuk menembus blokade sisa pasukan Jerman yang terus menembakinya di beberapa kesempatan. Puncaknya di sebuah kota yang sudah terbakar, Schofield dikejar dengan berondongan peluru oleh tentara Hitler. Di tengah kondisinya yang lelah dan luka, akhirnya dia terjun ke sungai deras yang dipenuhi mayat.

Namun, perjuangan itulah yang kemudian mempertemukannya dengan pasukan Inggris garda depan tersebut. Kesan dramatis muncul saat dia akan bertemu MacKenzie, justru dia dihalangi para tentara lainnya. Ketika ketemu, awalnya MacKenzie tak percaya dengan pesan itu. Tepat ketika tentara Jerman memborbardir mereka di parit perlindungan, dan 30 detik lagi seluruh tentara akan menyerbu, MacKenzie mengambil sebuah keputusan.

 

Dibanding Joker, sebenarnya karakter dan konflik yang dibangun sebagai sebuah cerita 1917 masih kalah. Banyak orang yang memilih kekuatan lebih dimiliki oleh Joker. Film karya Todd Phillips ini dianggap unggul di banyak sisi dibanding 1917.

Namun kenyataannya di "lapangan" berberda. 1917 berhasil meraih 2 piala Golden Globe untuk Penyutradaraan dan Film Terbaik Drama.  1917 lantas diganjar 9 nominasi BAFTA dan 10 nominasi Oscar. Belum lagi, Ahad (19/1/2020) lalu, 1917 memenangkan Producers Guild of America Awards 2020 atau PGA Awards 2020 kategori Film Terbaik.

Seperti ditulis IMDB.com, selama 30 tahun terakhir, ada 22 film terbaik PGA Awards menjadi film terbaik Oscar. Artinya, kans 1917 menjadi Film Terbaik Oscar tahun ini menguat. Pertanyaan, sebagus apa 1917?

Kekuatan utama 1917 terletak pada hal teknis. Sinematografi yang dibangun membuat kita berdebar-debar, seolah selama hampir 2 jam, film ini dibuat dengan teknik one take alias satu shot. Kamera Roger Deakins membingkai Schofield  dan Tom Blake sejak terlelap di perkebunan.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook