JELANG OSCAR 2020

Kekuatan "1917" yang Mengancam Eksistensi "Joker"

Hiburan | Minggu, 26 Januari 2020 - 01:04 WIB

Kekuatan "1917" yang Mengancam Eksistensi "Joker"
Sutradara film "1917", Sam Mendes, saat mengarahkan pemainnya dalam proses pengambilan gambar. Film "1917" menjadi ancaman nyata "Joker" dalam Piala Oscar 2020. (UNIVERSAL)

Lalu kamera itu tak berhenti bergerak membuntuti keduanya yang berjalan dari perkebunan, markas Jenderal, parit, daratan berisi bangkai manusia serta binatang, dan lain-lain. Kita tahu, Roger mengambil gambar dengan teknik cut to cut. Namun kita tak tahu kapan cut to cut berlangsung, saking mulusnya pergerakan kamera Roger sejak awal. Juga yang pasti rapinya penyuntingan.

Kamera Roger membuntuti Tom dan William dari belakang, membalap keduanya dari samping, lalu memimpin mereka ke pemberhentian demi pemberhentian. Begitu seterusnya. Di salah satu adegan saat Schofield  jatuh dari air terjun dan hanyut terbawa sungai, kamera terus membuntuti tokoh ini hingga kembali ke darat. Kata menakjubkan saja tidak cukup untuk melukiskan kinerja Roger di 1917.


Menilik rekam jejak Roger di jagat sinema, kita sebenarnya tak perlu kaget jika ia mampu bekerja secanggih itu. Sineas kelahiran Inggris, 24 Mei 1949, ini sudah 15 kali dinominasikan di Oscar. Kali pertama ia diganjar nominasi tahun 1995 lewat The Shawshank Redemption hingga akhirnya menang di Blade Runner 2049 dua tahun silam.

Tanpa bermaksud mengabaikan kerja keras nomine lain, kategori Sinematografi Terbaik tahun ini tak ada kompetisi karena Roger berpeluang sangat besar meraih Piala Oscar kedua.

Sayangnya, 1917 tak mengeksplorasi kekuatan akting para pemain. George MacKay yang bermain sangat apik sebagai orang yang selama sehari semalam harus berjuang dari berbagai maut yang mengincarnya, seperti tertelan oleh hal-hal teknis tadi. Bagian ini nampaknya yang diabaikan banyak kritikus. Padahal, sebagai pusat cerita, akting MacKay harusnya dinilai juga. Nyaris tak ada celah di film ini yang tak ada gambar karakter yang dimainkan MacKay tersebut.

Sam Mendes meracik naskah yang bertumpu pada perjalanan dari satu titik ke titik. Fokusnya pada proses penyampaian perintah yang melewati banyak rintangan. Maka, dibuatlah perjalanan dalam berbagai medan.

Di sinilah, penata artistik bekerja keras membangun dunia di era 1917 dengan polesan efek visual yang membuat kita percaya, inilah arena perang paling mematikan dalam sejarah dunia. Sekali lagi, ini soal kinerja orang-orang di balik layar tanpa bermaksud mengecilkan para pemain yang berlaga di depan.

1917 dibuat sebagai penghormatan untuk kakek sang sutradara, yakni Alfred H Mendes yang terlibat Perang Dunia I. Cerita Alfred dikembangkan menjadi naskah yang memungkinkan penonton menjadi bagian dalam perjalanan mengirim pesan di belantara perang.

Diperlukan imajinasi sekaligus referensi dalam membangun set perang dan menokohkan para pelakunya. Unsur ledak-ledakan, baku hantam, dan darah memang tak sebanyak yang diharapkan penonton awam.

Yang hendak dipotret Sam Mendes, salah satu dari sekian banyak cerita perang. Plus dampak yang dirasakan para pelaku perang. Dengan hasil akhir senyata dan serapi ini, tak berlebihan jika 1917 disebut salah satu film perang terbaik dalam sejarah sinema dunia. Setidaknya beberapa penghargaan yang didapat sudah menjelaskan itu.

Jika pernah nonton Dunkirk (2017) karya Christopher Nolan, atau Saving Private Ryan (2009) yang disutradarai Steven Spielberg, bisa dibandingkan sendiri. Ketiga film ini memiliki kekuatan dan kelebihan dengan karakter masing-masing dengan latar Perang Dunia I dan II.

Dunkirk bercerita tentang ribuan tentara Inggris yang putus asa setelah terdesak oleh tentara Jerman hingga ke pantai Dungkerque menjelang akhir Perang Dunia II. Saat menunggu evakuasi untuk menyeberang ke daratan Inggris, mereka dibombardir Angkatan Udara Jerman. Banyak karakter yang bermain di sini dengan problem masing-masing.

Sedang  Saving Private Ryan bercerita tentang upaya penyelamatan secara heroik sebuah peleton yang dipimpin Kapten John H Miller (Tom Hank) yang harus menyelamatkan Ryan (Matt Damon) di Normandia (Prancis) agar tak mati seperti saudara-saudara lainnya dalam Perang Dunia II.

Penyelenggara Academy Awards 2020 sudah mengumumkan daftar lengkap nominator Film Terbaik dan kategori lainnya untuk mendapatkan Piala Oscar, penghargaan tertinggi sineas dunia. Di kategori Film Terbaik, ada 9 film yang dijagokan. Mereka adalah Ford v Ferrari, The Irishman, Jojo Rabbit, Joker, Little Women, Marriage Story, 1917, Once Upon a Time in Hollywood, dan Parasite.

Di ajang inilah puncak pembuktian apakah 1917 benar-benar menjelaskan eksistensinya sebagai film terbaik seperti di beberapa penghargaan lainnya. Juga akan menjadi pembuktian apakah Joker bisa menarik perhatian  para juri untuk mengalahkan 1917. Juga, jangan-jangan justru Parasite yang menjadi kuda hitam bisa mencuat. Masuknya Parasite dalam jajaran nomine Film Terbaik sudah banyak diprediksi. Meski tak banyak yang berani menjagokan akan menang, tetapi masuknya film asal Korea Selatan ini ke daftar nomine, sudah menjadi sebuah kemenangan tersendiri.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook