MALAM PUNCAK PERHELATAN OSCARS 2023

Everything Everywhere All at Once Mendominasi

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 14 Maret 2023 - 11:33 WIB

Everything Everywhere All at Once Mendominasi
Artis asal Malaysia Michelle Yeoh memegang trofi Oscar usai dinobatkan sebagai aktris terbaik di Dolby Theater, Los Angeles, Senin (13/3/2023). (MICHAEL TRAN/AFP)

LOS ANGELES (RIAUPOS.CO) - ”Siaran langsung Oscars tanpa insiden: 1.” Begitulah Jimmy Kimmel menutup perhelatan Oscars 2023 yang dibawakannya di Dolby Theater, Los Angeles, pada Ahad malam waktu setempat atau Senin (13/3) pagi. Lelucon Kimmel itu memang menggambarkan keseluruhan acara. Setiap momen berjalan mengalir lancar. Nyaris tak ada satu pun kejutan, termasuk daftar pemenang.

Mendominasi dengan membawa bekal sebelas nominasi, Everything Everywhere All at Once memboyong tujuh piala di Academy Awards Ke-95 itu. Film tersebut menguasai hampir seluruh kategori utama: Aktris Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik, Aktris Pendukung Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Film Terbaik. Hanya menyisakan satu piala di kategori utama. Yakni, piala Aktor Terbaik yang disabet Brendan Fraser, bintang The Whale.


Meski sesuai prediksi banyak orang, kemenangan tersebut menarik. Seluruh pemenang kategori keaktoran berusia di atas 50 tahun. Bahkan, rerata usia keempatnya mencapai 57 tahun.

Keberhasilan para senior itu diiringi cerita menarik. Aktris Terbaik Michelle Yeoh menjadi perempuan pertama Asia yang membawa pulang Oscar di kategori tersebut. Sementara itu, Ke Huy Quan dan Brendan Fraser tampak begitu emosional atas kemenangannya. Mereka sama sekali tak menduga bisa menjadi yang terbaik mengingat vakum cukup lama dari Hollywood. Apalagi ajang penghargaan.

Huy Quan yang meraih piala Aktor Pendukung Terbaik mengaku sempat tak mendapat tawaran akting selama belasan tahun. Sambil menangis, dia mengingat perjuangan orang tuanya sebagai imigran AS saat menyampaikan pidato kemenangan.

Fraser juga sempat tenggelam pasca diterpa skandal pelecehan seksual pada pertengahan 2010-an. Padahal, dia merupakan salah satu wajah langganan blockbuster laga di era 1990 dan 2000. Fraser tak sanggup menahan keharuannya.

Dominasi Everything Everywhere menjawab kontroversi #OscarsSoWhite di pelaksanaan acara pada 2016. Kini para juara justru didominasi talenta-talenta keturunan Asia serta kulit hitam. Meski, perlu diakui, pihak Academy of Motion Picture and Arts masih punya banyak PR buat membenahi keterwakilan perempuan. Khususnya dari kalangan nonkulit putih.

Tujuh piala yang dimenangkan film besutan The Daniels, Daniel Kwan dan Daniel Scheinert  juga menjadi sinyal baru: film-film genre bisa punya tempat di Oscars. Tahun lalu Everything Everywhere berhasil viral lantaran mengangkat tema absurd yang memadukan krisis eksistensi, multiverse, serta kehidupan para imigran Asia.

Meski film indie, proyek rilisan rumah produksi A24 tersebut menyita perhatian penonton umum maupun kritikus global. Buktinya, pendapatan film itu mencapai 108 juta dolar AS (Rp1,66 triliun). Alias nyaris sembilan kali lipat biaya produksinya. Kalangan kritikus pun memberikan penilaian positif: di Rotten Tomatoes, skor film itu 95 persen. Momen itu juga dilanjutkan dengan kemenangan besar Everything Everywhere di Critics’ Choice Awards, SAG Awards, Independent Spirit Awards, dan sejumlah ajang lainnya.

Acara yang mulus, sesuai prediksi, dan nyaris tanpa insiden di panggung pun menjadi catatan positif buat Jimmy Kimmel yang memandu Oscars untuk kali ketiga itu. Tak cuma nol insiden, dia menjadi salah satu host paling manis buat hadirin. Saat acara berlangsung, tiap tamu mendapat bingkisan snack. ”Kami tidak suka orang-orang kelaparan. Jadi, Jimmy menyiapkan jajanan buat semua yang hadir di Oscars dan mendonasikan tiap paket kue itu untuk LA Food Bank!” tulis perwakilan tim Jimmy Kimmel Live! di Instagram.(fam/c19/ayi/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook