NONTON HARRY POTTER AND THE CURSED CHILD DI PALACE THEATRE, LONDON

Lupakan Plot, Nikmati Saja Akting dan Aksi Panggungnya

Hiburan | Jumat, 15 Maret 2019 - 09:22 WIB

Lupakan Plot, Nikmati Saja Akting dan Aksi Panggungnya
DRAMA: Adegan di Kings Cross membuka drama Harry Potter and the Cursed Child yang dipentaskan di Palace Theatre, London.

Produksi teater Harry Potter and The Cursed Child memborong enam trofi pada Tony Awards 2018. Termasuk kategori tertinggi Best Play alias drama terbaik. Wartawan Jawa Pos (JPG) Retna Christa yang menontonnya di London pekan lalu akhirnya mengerti mengapa drama tersebut disambut sangat positif. Baik oleh publik maupun kritikus.

Baca Juga :Upaya Mengembangkan Alih Wahana Seni

(RIAUPOS.CO) - POTTERHEAD (begitulah die hard fans Harry Potter menjuluki diri mereka) di seluruh dunia mengalami ’’perpecahan’’ sengit pada 2016. Tepatnya ketika buku naskah teater Harry Potter and the Cursed Child dirilis. Edisi pertama buku itu dilepas ke publik pada 31 Juli, sehari setelah dramanya pentas perdana di London.

Drama yang ditulis Jack Throne, John Tiffany, dan J.K. Rowling itu berkisah tentang 19 tahun setelah event di Harry Potter and the Deathly Hallows. Tentang Harry Potter dan anaknya, Albus Severus, yang sudah masuk usia sekolah di Hogwarts. Ceritanya kompleks. Melibatkan time turner dan tokoh baru yang aneh. Kesannya diada-adakan. Secinta-cintanya fans pada dunia Harry Potter, pasti ada yang berpendapat bahwa drama ini tidak perlu ada. Soalnya ceritanya maksa. Itu termasuk saya sih.

Namun, ketika berkunjung ke London pekan lalu, saya jadi penasaran juga. Seperti apa sebenarnya drama yang sudah diekspor ke Broadway (New York), Melbourne, Hamburg, dan yang terbaru, San Francisco, tersebut. Baru Selasa (12/3) tiket presale untuk produksi San Francisco dijual dan langsung bikin situs penyedia tiket crash saking banjirnya permintaan.

Harry Potter and the Cursed Child dipentaskan di Palace Theatre, Shaftesbury, London. Terlihat menonjol di tengah kawasan belanja paling sibuk dan penuh turis di jantung ibu kota Inggris tersebut. Setiap hari digelar pertunjukan dua babak. Kecuali Kamis dan Jumat. Pada dua hari itu, masing-masing hanya dipentaskan satu babak. Babak pertama pada Kamis dan esoknya babak kedua.

Masing-masing babak berdurasi sekitar 2,5 jam. Panjang banget, memang. Maka, dalam setiap babak ada interval. Jeda 15 menit. Kita bisa pipis atau reload minuman serta camilan di bar. Nah, antara babak pertama dan kedua diberi jarak 2,5 jam. Penonton biasanya mengisi jeda waktu itu untuk makan malam di sekitar teater.

Dari blog-blog yang saya baca, penonton teater disarankan datang sejam sebelum pintu dibuka pukul 13.00 waktu setempat. Sebab, kalau telat sedikit, antreannya gila. Antrean itu bisa mengular mengelilingi seluruh sisi teater! Dan memang benar. Waktu saya berkunjung, teater berkapasitas 1.400 tempat duduk itu full house. Padahal bukan weekend.

Di tengah antrean itu, ada sosok Nypmh O’Hara. Cewek Irlandia tersebut kuliah di Liverpool. Perlu perjalanan selama 5 jam naik bus bagi dia untuk mencapai London. Dia pun khusus ke London untuk nonton Cursed Child. Selama menunggu pintu dibuka, berkali-kali dia berseru, ’’Oooh I’m so excited!’’

Nymph sudah lama kepengin nonton drama itu. Dia termasuk Potterhead yang tidak setuju saga Harry Potter yang berakhir di buku ketujuh dilanjutkan. ’’Aku baca bukunya, Cursed Child ini. Memang menurutku kisahnya mengada-ada. Tapi, mungkin karena memang dirancang sebagai naskah teater, nggak semua penggemar bisa menerima,’’ ujarnya berpendapat.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook