Baraq dan Makarti Mengesankan

Hiburan | Selasa, 07 Agustus 2018 - 14:26 WIB

Baraq dan Makarti Mengesankan
PISAU DAN BATU: Persembahan karya ‘’Pisau dan Batu’’ produksi Baraq Teater pada program Panggung Seni Kreatif, Sabtu (4/8/2018) lalu. (DISPAR FOR RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Komunitas Baraq Teater, Makarti Band dan Clover Band tampil mengesankan di Panggung Seni Kreatif (PSK), Sabtu (4/8) lalu di laman Riau Creative Center. Puluhan penikmat (penonton) yang menyaksikan tiga komunitas teater dan musik di kompleks Bandar Serai itu memberi apresiasi setimpal. 

Buktinya, hingga semua penampilan usai, para penonton barulah membubarkan diri. Artinya, mereka cukup menikmati suguhan yang ditawarkan. Apalagi program mingguan Dinas Pariwisata Riau ini memang sudah menjadi wadah bagi seniman untuk berekspresi dan berbagi pengalaman. Interaksi seniman dan masyarakat pun terjalin hangat.

Baraq Teater tampil dengan karya terbaru mereka berjudul, ‘’Pisau dan Batu’’. Sedangkan Makarti Band yang notabene, seluruh personelnya para senior membawakan tembang-tembang lawas seperti Koes Plus dan sezaman dengan grup legendaris tersebut. Begitu pula, anak-anak muda asal Indragiri Hulu Clover Band yang tampil apik hingga usai. 
Baca Juga :Gerakan RHL di Lokasi Hutan Sosial Bersama Gubernur Jambi dan Menteri LHK

Penulis dan sutradara Baraq Teater Jumadi Zanu Rois usai tampilannya menjelaskan, karya ‘’Pisau dan Batu’’ mengangkat tema cinta sepasang manusia. Cinta yang mengesankan dengan semua problematika di dalamnya. Menariknya, komposer Leman LQ yang menciptakan musik karya tersebut. Bunyi-bunyi yang dihasilkan dari alat musik ciptaan sendiri dari barang-barang bekas terbilang kreatif. 

Leman mengaku sudah merancang alat-alat itu kuranglebih satu bulan dengan percobaan-percobaan. “Kadang gagal juga tapi kami terus merancang dan mencari kemungkinan-kemungkinan lain sehingga bunyi yang dihasilkan mampu mendukung pertunjukan ini,” ujar Leman. 

Baraq sendiri menurut Jumadi adalah sebuah komunitas yang bebas merdeka. Siapa saja boleh bergabung dan boleh pergi setelah proses selesai. “Jadi kami berkumpul untuk menciptakan karya bersama dan menyuguhkannya kepada publik,” katanya.

Seperti karya Pisau dan Batu, merupakan pengalaman cinta para personil Baraq yang dicari benang merahnya kemudian diolah menjadi kisah menarik. “Palingtidak, karya ini akan terus kami kembangkan lagi,” tambahnya mengakhiri.(fed/ifr)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook