KEBAKARAN di kota Industri ini memang menjadi perhatian semua pihak. Untuk merebaknya kebakaran lahan di kota paling timur di Indonesia itu prajurit hingga jendral ikut serta turun tangan dalam upaya pemadaman. Hasilnya memang signifikan lahan berhasil padam dengan kerja sama semua tim gabungan.
Bahkan Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewyk Pusung, bersama Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dua kali mendatangi Dumai untuk memastikan kebakaran lahan bisa diredam atau belum.
Tidak hanya mereka berdua akantetapi Kapolda Riau Brigjen Pol Bambang Dolly Hermawan, Danrem Riau Brigjen TNI Nurendi, Wakil Wali Kota Dumai Eko Suharjo, Kapolres Dumai AKBP Suwoyo, Dandim 0320 Dumai Letkol Kav Rendra Andrain S dan pejabat lain juga turun kelapangan memastikan api membakar lahan bisa terbakar.
Tinjauan dan turun langsung ke lapangan tak semudah dibayangkan orang, karena harus melintas di lahan gambut. Misalnya untuk mencapai lokasi kebakaran lahan di Kelurahan Tanjungpalas, Kecamatan Dumai Timur, rombongan harus menggunakan sepada motor ditambah jalan kaki. Karena akses jalan tidak memungkinkan untuk dilewati dengan kendaraan roda empat. Jalanan penuh debu terpaksa dilalui rombongan, bahkan rombongan juga terpaksa berjalan beberapa ratusan meter untuk sampai ke titik lahan yang terbakar.
‘’Ini jangan dianggap remeh, harus mendapat perhatian yang lebih. Krena jika dibiarkan akan meluas, apalagi angin di wlayah pesisir ini cukup kencang,’’ ujar Plt Gubri saat melihat lahan terbakar kepada jajaran pemerintah daerah juga bawahannya.
Orang nomor satu di Provinsi Riau ini mengatakan saat ini Riau sudah ditetapkan status siaga darurat Karhutla. ‘’Penetapan itu upaya pencegahan agar kebakaran lahan yang saat ini terjadi dengan cepat bisa diatasi,’’ tuturnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPD Golkar Riau ini mengakui akses jalan menuju kebakaran lahan memang cukup sulit. Bahkan beberapa peralatan juga cukup minim. ‘’Itu akan kami lengkapi, saya sudah instruksikan kepada stakeholder terkait dan perusahaan untuk membantu proses pemadaman kebakaran lahan yang terjadi di provinsi Riau,’’ tambah Andi panggilan akrab Plt Gubri ketika meninjau lahan yang terbakar di Tanjungpalas.
Andi mengaku cukup prihatin dengan kondisi kebakaran lahan yang setiap tahunnya terJadi. Padahal telah berupaya maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak membakar lahan. Kebakaran lahan yang terjadi dibeberapa tempat, kebanyakan dilakukan oleh masyarakat yang membuka lahan. ‘’Ini memang perlu kesadaran semua pihak untuk sama-sama menjaga agar tidak lagi terjadi bencana kabut asap,’’ tambahnya.
Sementara itu, Pangdam Bukit Barisan Mayjen TNILodewyk Pusung, tampaknya tidak bisa berdiam diri. Pria berpangkat bintang dua TNI ini langsung mengambil kendali pemadaman kebakaran lahan. Bahkan sang jendral langsung memegang pipa mesin air untuk memadamkan api yang telah membakar lahan gambut.
Kebakaran lahan di daeerah itu memang semakin meluas bahkan diperkirakan sudah mencapai 100 hektare walaupun sebenarnya petugas gabungan setiap saat melakukan pemadaman.Aksi jenderal bintang dua ini,terlihat beberapa titik api di lahan yang terbakar tampak padam, tidak lagi terlihat api dan asap di atas lahan.
Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewyk Pusung tampak sangat kesal dan marah, karena kebakaran hutan kembali terjadi di Riau, terutama di Dumai. ‘’Saya datang dulu September 2015, ada kebakaran di Dumai, ini maret 2016 kembali terjadi, artinya baru enam bulan,’’ sebutnya.
Dengan kondisi kebakaran lahan dan hutan yang kembali terjadi dengan rentang waktu yang cukup dekat, Pangdam menyebutkan jika sosialisasi tentang larangan melakukan pembakaran lahan kepada masyarakat gagal total. ‘’Di mana tanggungjawab Dinas Kehutana selaku leading sektor yang merupakan pihak bertanggungjawab dalam persoalan ini, jangan hanya dipikir ini tugas kami (TNI, Polri,red) tetapi ini tanggung jawab kita semua, kami ini hanya membantu bukan pembantu,’’ tuturnya.
Ia juga sempat menyebutkan kepada Plt Gubri unruk mencopot saja stakeholder terkait yang dinilai tidak mampu melakukan pengawasan dan sosialisasi kepada masyarakat dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. ‘’Ini menunjukan petugas dilapangan tidak bekerja dengan maksimal, masa kebakaran di depan mata, tidak bisa dipadamkan dengan cepat, kalau dekat saja seperti ini, bagaimana kalau terjadi di tempat yang lebih jauh,’’ sebutnya.
Jadi, memang tidak salah apa yang dikatakan pemerintah pusat, bahwa sosialisasi karlahut yang dilakukan gagal, sebab karlahut masih saja tejadi. Ia kembali menegaskan TNI dan Polri ini hanya membantu, sebab tidak ada anggaran untuk operasional karlahut tersebut dan selaku leading sektor Dinas Kehutanan harus bertanggungjawab dalam kebakaran lahan tersebut. ‘’Anggota kami dilapangankan hanya perlu logistik untuk makan, ‘’’ tuturnya.