UPAYA RUMAH MAKAN BERTAHAN SAAT WABAH COVID-19

Jual lewat Daring, Antar Langsung ke Pelanggan

Feature | Sabtu, 11 April 2020 - 11:04 WIB

Jual lewat Daring, Antar Langsung ke Pelanggan
Pekerja rumah makan ayam dan bebek goreng Sutan mengemas makanan ayam goreng yang dibekukan untuk disalurkan ke konsumen secara daring, Jumat (10/4/2020). Sejak wabah Covid-19, banyak pelaku usaha rumah makan menjual produk secara daring. (MHD AKHWAN/RIAUPOS)

Pandemi Covid-19 memaksa orang untuk tidak keluar rumah  dan menghindari keramaian. Pemilik tempat usaha harus pandai-pandai berinovasi agar bisa tetap bertahan di saat-saat krisis seperti ini.

Laporan DOFI ISKANDAR, Kota


BEKERJA, belajar, dan ibadah di rumah. Tiga hal itu yang harus dilakukan rakyat Indonesia untuk bisa memutus penyebaran virus corona.

Imbauan pemerintah ini pun langsung mengubah kebiasaan masyarakat. Pelaku usaha terpukul karena sedikitnya masyarakat yang keluar untuk berbelanja.

Tapi tidak bagi pelaku usaha yang membuat inovasi baru. Internet menjadi salah satu solusi untuk bertahan. Mereka pun mulai menjual produk melalui sistem online atau daring.

Cara ini banyak dilakukan pelaku usaha makanan. Karena meski sedang wabah corona, makanan tetap diperlukan masyarakat. Tapi sistemnya dibalik. Bukan lagi pelanggan yang datang ke  tempat makan, melainkan makanan yang diantar ke rumah pelanggan.

Penjualan online dengan cara mengemasnya dan mempromosikan melalui media sosial seperti Seperti yang dilakukan Ati,  salah seorang pelaku usaha rumah makan yang beralamat di Jalan Sempurna, Gang Melati, Pekanbaru. Ia mengatakan semenjak terjadinya Covid-19, rumah makannya tutup dan tidak memiliki pemasukan lagi. Untuk mengakali agar bisa memenuhi keperluaan sehari-hari, kini ia menjual makanan melalui penjualan sistem online dengan cara mengemas makanan dan mengantarnya ke pemesannya.

"Saat ini tidak ada pemasukan lagi, itulah makanya kami beralih ke penjualan online katering lauk. Katering lauk yang dibungkus dalam kemasan seperti lauk kerang Rp18.000 ribu per box, cumi, udang dan kepiting Rp35.000 per box, sarden Rp30.000 per box. Allhamdulilah kini penjulan melalui online mengalami peningkatan. Setiap hari, yang awalnya haanya menerima pesanan 10 boxs, kini sudah mencapai 30 boxs," ujarnya kepada Riau Pos, Kamis (09/4).

Hal yang sama juga dilakukan oleh, Didik Sutan, pemilik rumah makan Padang yang beralamat di Jalan Rambutan. Ia mengungkapkan semenjak terjadinya Covid-19 usaha rumah makannya mengalami penurunan jumlah pengunjung secara drastis. Untuk itu, selain masih membuka rumah makannya, kini ia juga melakukan penjualan lauk lewat penjualan online yang telah dikemas.

"Selain kami masih membuka rumah makan, kami juga menjual produk lewat online. Kami mengeluarkan empat produk makanan frozen yang siap diantar ke seluruh area di Pekanbaru dengan tarif ongkir Rp10 ribu-Rp15 ribu. Produk yang kami jual itu ada daging bebek, daging ayam kampung ternak, ayam kampung asli, ayam kalasan negri yang telah kami bungkus dalam kemasan," ujarnya.

Lanjutnya, untuk harganya mulai dari Rp48.000 sampai dengan sampai dengan Rp 108.000. "Kami menjual daging ayam yang sudah direbus atau dikukus dan dikemas. Nanti pelanggan tinggal menggoreng saja di rumah. Untuk menjamin kebersihan dari produk kami, ketika mengantar pesanan ke pelanggan, kami menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan hand sanitizer. Hingga saat ini alhamdulilah sudah ada pesanan," terangnya.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook