Dua jenazah mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) Muhammad Adan dan Nazatra Adzin Mufadhal, yang jadi korban erupsi Gunung Marapi, Kabupaten Agam, Sumatera Barat telah tiba di Pekanbaru, Selasa (5/12). Keduanya langsung dikebumikan di tempat yang berbeda.
Laporan DOFI ISKANDAR, Pekanbaru
ISAK tangis keluarga mengiringi pemakaman almarhum Muhammad Adan, salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum UIR. Jenazah almarhum tiba di rumah duka Jalan Aur Duri, RW 10, Kelurahan Pematang Kapau, Kecamatan Kulim, Pekanbaru, Selasa (5/12).
Setibanya di rumah duka sekitar pukul 02.00 WIB, jenazah almarhum kemudian disalatkan di Masjid Al-Mukarramah Jalan Ikhlas sekitar pukul 09.30 WIB. Kemudian dimakamkan di tanah pemakaman milik keluarga di Jalan Lintas Timur Km 20, Kulim, Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru sekitar pukul 10.00 WIB.
Rizal, sahabat almarhum Muhammad Adan mengungkapkan, almarhum sempat memberikan kabar kepada teman-temannya sebelum berangkat ke Gunung Marapi. “Almarhum Muhammad Adan juga mengatakan kalau cuaca tidak bagus. Tetapi kata almarhum perkiraan cuaca di lokasi yang dia daftar langsung ke BKSDA di sana, aman. Almarhum berangkat dari Pekanbaru itu menggunakan mobil berjumlah 6 orang,” kata Rizal.
Rizal menjelaskan, almarhum baru pertama kali mendaki gunung. Dan sesampainya di lokasi, almarhum sempat mengirimkan video saat tengah berada di Gunung Marapi ke grup WhatsApp sekitar pukul 13.45 WIB. Diperkirakan 20 menit sebelum sampai ke puncak gunung. “Saat itu kami masih berbalas chatting di grup WA. Kami masih ada komunikasi karena di sana masih ada jaringan,’’ ujarnya.
‘’Setelah itu, hitungan setengah jam langsung erupsi terjadi. Kami dapat informasi dari grup WA dan media sosial yang sudah tersebar. Sekitar pukul 16.00 WIB handphone almarhum aktif lagi, tetapi bukan almarhum Muhammad Adan yang balas chatting dan isi voice note minta tolong gitu lah,” ujarnya.
Rizal mengungkapkan, almarhum merupakan anak yang baik, mudah bergaul dan mencari teman. “Ia di mana-mana gampang cari teman. Anak yang baik dan mudah bergaul,” ungkapnya.
Sementara itu, paman almarhum Muhammad Adan yakni Sudirman, menceritakan, ponakannya izin ke orangtuanya berangkat ke Padang, Sumbar, Jumat (1/12) malam. “Awalnya, dia izin ke orangtuanya berangkat ke Padang. Tidak lama setelah ia sampai Bukittinggi, almarhum bilang tidak jadi ke Padang, tetapi ke Bukittinggi saja bersama kawan-kawan mendaki gunung,’’ ujarnya.
‘’Sesampainya di lokasi Gunung Marapi, almarhum sempat menelepon dan mengirimkan serlok (berbagi lokasi, red) ke saya dengan posisinya tidak jauh beberapa kilo dari puncak Gunung Marapi itu. Setelah itu tidak ada kontak lagi sehingga akhirnya keluarga berangkat ke sana (Sumbar),” tambahnya.
Lebih lanjut Sudirman mengatakan, berdasarkan informasi dari teman almarhum, ponakannya sempat menolong kawannya tiga orang yang hampir masuk jurang. “Korban tinggal di sana dengan kondisi kakinya sudah patah kiri kanan, dan juga ada beberapa luka lainnya,’’ ujarnya.
‘’Kemudian, keluarga dan saya langsung berangkat menuju ke lokasi. Almarhum merupakan korban yang pertama dievakuasi ke rumah sakit di Bukittinggi. Dari RS di Bukittinggi, Senin (4/12) malam. Kami izin membawa almarhum ke Pekanbaru dan sampai di Pekanbaru sekitar pukul 02.00 WIB dan kemudian dimakamkan, Selasa (5/12),” tambahnya.
Sementara itu, Nazatra Adzin Mufadhal, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UIR beralamat di Jalan Kapau Sari, Kecamatan Kulim, juga dimakamkan pada hari yang sama. Sebelum dimakamkan di daerah Kapau Sari, almarhum terlebih dahulu disalatkan di Masjid Halimatus Sa’diyyah.
Nazril Huda, orang tua almarhum Nazatra Adzin Mufadhal menceritakan, sebelum berangkat almarhum sempat bermain futsal bersama teman-temannya. Setelah itu, pada Jumat (1/12) sore, anaknya baru berangkat ke Sumbar.
«Almarhum masih sempat menelepon pada Sabtu (2/12) sore dan malam. Kemudian, pada Ahad (3/12) kami hubungi sudah tidak bisa lagi. Kemudian kami mencari informasi bahwa telah terjadi erupsi Gunung Marapi. Kemudian kami dapat informasi almarhum ditemukan sekitar pukul 14.00 WIB dan mulai dievakuasi sekitar pukul 17.00 WIB. Kemudian dibawa ke RS Bukittinggi sekitar pukul 20.00 WIB-21.00 WIB,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, almarhum dimandikan dan dikafani di RS Bukittinggi. Kemudian baru dibawa ke Pekanbaru sekitar pukul 00.00 WIB dan sampai di Pekanbaru, Selasa (5/12) pukul 04.00 WIB. Meski sedih kehilangan, sang buah hati, Nazril tetap bangga dengan sifat setiakawan anaknya.
“Kami pihak keluarga mendapatkan informasi almarhum dari temannya dan juga media serta dari foto yang dikirimkan oleh almarhum ke temannya. Ketika erupsi terjadi sudah hilang kontak dan handphone pun sudah hilang. Yang saya salut sama anak saya ini adalah barang-barang kawan dia ada di badannya. Sementara barang-barang anak saya tidak ada di badannya satu pun,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokoler Universitas Islam Riau (UIR) Dr Harry Setiawan mengatakan, total ada 4 mahasiswa UIR menjadi korban erupsi Gunung Marapi di Sumbar. Dari 4 mahasiswa itu, tiga mahasiswa meninggal dunia dan satu selamat.
“Update hingga sore tadi (kemarin, red) ditemukan satu lagi jenazah mahasiswa UIR Falkutas Hukum atas nama Ilham Nanda Bintang. Jadi, total ada empat orang mahasiswa UIR jadi korban, tiga mahasiswa terkonfirmasi meninggal dunia yakni Muhammad Adan, Nazatra Adzin Mufadhal sudah dikebumikan, dan almarhum Ilham Nanda Bintang jenazahnya sudah ditemukan tadi (kemarin, red) sore. Sementara satu orang lagi mahasiswa UIR atas nama Aditya Sukirno Putra Falkutas Fisipol sebelumnya terkonfirmasi selamat,” ujar Dr Harry Setiawan.(das)