PERAN JNE MEMBANTU PENGEMBANGAN USAHA

Tebar Buku UAS hingga Bisnis Daring dengan Sentuhan Jari

Feature | Kamis, 04 Oktober 2018 - 16:15 WIB

Tebar Buku UAS hingga Bisnis Daring dengan Sentuhan Jari
TUNJUKKAN PAKET: Manajer Toko Buku Tafaqquh, Dedel Ernando menunjukkan paket yang akan dikirim ke pelanggan, Sabtu (29/9/2018).

Nama Ustaz Abdul Somad (UAS) sedang melambung seiring viralnya sang ustaz di media sosial, terutama saluran Youtube. Selain videonya yang selalu dicari, karya bukunya pun diburu banyak kalangan. Buku sang Ustaz pun melanglang buana dari Pekanbaru ke penjuru Tanah Air. Setiap hari. Hampir merata ke seluruh negeri.

Laporan MUHAMMAD AMIN, Pekanbaru

Baca Juga :Dinas PUPR Respons Keluhan Warga

Toko buku Tafaqquh di Jalan Duyung Pekanbaru itu tak terlalu banyak pengunjung pada akhir pekan itu. Hanya ada beberapa orang yang mendatanginya, Sabtu (29/9). Tapi, pengunjung dan pembeli buku-buku yang diterbitkan Tafaqquh secara daring (dalam jaringan) atau online jumlahnya jauh lebih banyak. Pemantiknya adalah viralnya salah satu ustaz Tafaqquh, Ustaz Abdul Somad (UAS).

Fenomena UAS menyebabkan pemesan buku karangannya membeludak. UAS memang memberikan hak cipta (copy right) buku-bukunya kepada Yayasan Yafaqquh Pekanbaru. Kendati buku-buku itu saat ini sudah bisa diunduh secara gratis, tapi tetap masih banyak yang menginginkan versi cetaknya. Tentu saja harus dibeli dan dikirimkan ke alamat pemesan.

"Rata-rata kami kirim di atas sepuluh buku per hari. Kadang lebih. Pernah juga 50 buku sehari," ujar Manajer Toko Buku Tafaqquh, Dedel Ernando, Sabtu (29/9).

Dua buku terbanyak yang dicari masyarakat adalah buku 37 Masalah Populer dan 99 Tanya Jawab Seputar Salat. Karya UAS sendiri yang diterbitkan Tafaqquh ada 13 judul. Ada empat judul buku lain yang ditulis beberapa ustaz Tafaqquh. Salah satunya ditulis Dr Mustafa Umar, pimpinan Tafaqquh. Selama bulan Agustus 2018 saja, sudah dikirimkan sebanyak 473 buku ke seluruh Indonesia. Itu terbagi ke dalam 366 paket karena ada yang memesan lebih dari satu buku. Kebanyakan buku yang dipesan merupakan buah pikir UAS.

Selain toko buku, Yayasan Tafaqquh yang bergerak di bidang dakwah juga menyediakan tempat belajar tahsin Alquran, tahfiz, dan public speaking (pidato). Salah satu pengisinya adalah UAS sendiri, kendati sekarang hampir tak pernah lagi karena jadwal dakwahnya yang sangat padat.

Dedel menyebutkan, permintaan pada buku-buku UAS berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Tak hanya dari kota besar, tapi hingga ke pelosok kota kecil hingga sudut dan ceruk kampung. Misalnya ada permintaan buku dari Kampung Baru, Sorong, Papua. Kemudian ada juga permintaan dari Kecamatan Muara Bangka Hulu, di Provinsi Bengkulu. Ada juga dari Hulu Sungai Selatan, Kalsel, dari Takatakan, Serang, Banten, dari Mamuju, Sulawesi Barat, dan lainnya.

"Kami kirim melalui JNE. Sebab, kebanyakan pelanggan memang meminta dikirim lewat JNE," ujar Dedel.

Konsisten dengan JNE

Sejak 2014 atau empat tahun lalu, Tafaqquh konsisten menggunakan jasa PT JNE (PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir). Jasa pengiriman barang lain yang digunakan adalah PT Pos Indonesia. Tapi persentasenya tetap JNE yang jauh lebih besar. Hanya jika di daerah sangat pelosok, maka jasa PT Pos yang digunakan.

"Permintaan pelanggan biasanya JNE. Tentu harus kita kabulkan. Selain itu, pelayanannya juga bagus," ujar Dedel.

Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pihak JNE menjemput paket buku yang akan dikirim. Petang harinya, resi pengiriman juga dikirimkan oleh kurir JNE ke Tafaqquh, seringnya secara daring. Praktis pihak Tafaqquh hanya berdiam di toko saja. Jika malam harinya sempat pengiriman, maka malam itu juga barang dikirimkan. Jika tidak, maka keesokan harinya. Selain itu, ongkos kirim menggunakan JNE tidak harus hari itu juga dibayarkan. Bahkan ongkos kirimnya bisa dikumulasikan selama sebulan karena sudah berlangganan.

Semudah Sentuhan Jari

Keunggulan lainnya adalah laporan pengiriman bisa diakses dan diketahui dengan mudah. JNE telah menyediakan aplikasi yang memudahkan pelanggan mengecek kiriman barangnya. Aplikasi itu adalah MyJNE. Mengirim barang pun jadi semudah menggerakkan jari dengan satu sentuhan. Hingga saat ini, pengguna MyJNE telah mencapai 1 juta. Angka yang cukup fantastis. Selain menggunakan MyJNE, aplikasi lain yang digunakan Dedel adalah cek ongkir. Aplikasi cek ongkir ini tak hanya bisa digunakan untuk JNE, tapi juga memuat jasa pengiriman lainnya seperti Tiki, Pos, Pandu, JNT, dan lainnya.

"Sering juga kami pakai cek ongkir selain MyJNE. Di sana kita juga bisa membandingkan harga masing-masing. Dan setelah membandingkan, pilihan kami tetap pada JNE," ujar Dedel.

Memang pernah ada kesalahan kirim, yang biasanya merupakan bias dari alamat yang meragukan. Misalnya pernah ada paket yang tidak sampai ke alamat. Pihak Tafaqquh pun berkoordinasi dengan JNE, apa masalahnya. Ternyata paket itu sampai ke Medan. Padahal, yang memesan paket buku itu merupakan orang Pekanbaru.

"Setelah kami cek, ternyata di alamatnya tertera Jalan Garuda Sakti Pekanbaru di depan lontong Medan. Nah, kurir menyangka ini berada di Medan," ujar Dedel sambil tersenyum.

Masalah ini dengan cepat diselesaikan pihak JNE. Buku pun ditarik lagi dan diantarkan ke alamat yang sebenarnya. Fenomena pemesan dari Pekanbaru sendiri menurut Dedel cukup banyak. Kendati ada toko Tafaqquh, warga Pekanbaru yang ingin membeli buku-buku UAS jarang yang berkunjung ke sana. Mereka tetap memesan lewat aplikasi yang disediakan.

"Dan kalaupun mereka menelepon saja, tetap kirimnya lewat JNE. Mereka tak mau lewat ojek online misalnya. Lebih mahal. Bisa belasan ribu. Kalau JNE, dalam kota hanya Rp6 ribu saja," ujar Dedel.

Selain telepon, Tafaqquh juga menjual buku-bukunya di toko daring (online). Hanya saja, toko daring yang digunakan terbatas. Hanya satu bukalapak saja. Tidak yang lain. Selain itu, toko buku daring juga ada, yakni www.tbtafaqquh.com. Sisanya, toko ini menggunakan media sosial, yakni Twitter, Instagram, Facebook, dan Youtube.

TOKO BUKU: Kantor Tafaqquh Study Club sekaligus toko buku dan penerbit buku-buku Tafaqquh.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook