TRADISI ZAPIN

Puncak-puncak Kebudayaan Melayu

Feature | Minggu, 18 Oktober 2015 - 00:50 WIB

Puncak-puncak Kebudayaan Melayu
Musisi tradisi Zapin tampil sempurna di helat seni bertajuk “Berzapin dalam Bingkai Melayu”. Persembahan karya tari dan musik oleh Sanggar Tengkah Zapin itu mendapat apresiasi dari penonton. (JEFRIZAL/RIAU POS)

Selain itu, tampilan yang tak kalah memukau penonton juga, adalah dengan menampikan grup TZ Voice. Kumpulan anak-anak yang menyanyikan beberapa lagu Islami. Belasan anak lelaki dan perempuan asuhan TZ itu tampil menunjukkan kebolehan tarik suara. Lagu demi lagu dilantunkan dengan menambah kemeriahan dan memberi warna tersendiri pula. Dikatakan pangasuh mereka, Benny Riaw, saat ini, TZ Voice sedang dalam proses pengerjaan album kompilasi yang insyaallah akan rampung di akhir tahun 2015.

Hadir dalam kesempatan itu, berbagai komunitas seperti Sanggar Selembayung, Teater Matan, Malam Puisi Pekanbaru, Pusat Latihan Tari Laksemana, Komunitas Teater Hujan dan pekerja seni lainnya yang ada di Pekanbaru. Hadir juga, Ketua Harian LAM Kota Pekanbaru, Dastrayani Bibra, SPN Iwan Irawan Permadi, Ketua Dewan Kesenian Kota Pekanbaru dan lain-lain.

Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Dalam sesi diskusi yang digelar, SPN Iwan Irawan Permadi menegaskan bahwa tari zapin merupakan puncak kebudayaan Melayu. Zapin katanya, termasuk jenis tari pergaulan. Paduan dari gerak tari yang lebih banyak mengambil langkah kaki dengan iringan musik dan vokal.

Hampir di seluruh pesisir nusantara memiliki zapin. Terutama daerah-daerah yang bersinggungan dengan ke-Melayu-an dan ke-Islam-an. Zapin diperkirakan masuk pada abad ke 15, tari pergaulan bernuansa Islam ini terus berkembang sejak datangnya dari Timur Tengah. 

“Sampai saat ini kesenain zapin telah menjadi milik masyarakat dan juga menjadi inspirasi dalam perkembangan dan pertumbuhan tari di nusantara. Sekarang dapat kita temui zapin Arab sebagai zapin yang berawal dari Timur Tengah dan zapin Melayu sebagai zapin yang telah mengalami perubahan-perubahan secara lokal oleh komunitas-komunitas orang Melayu di nusantara,” jelasnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook