JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Harga logam mulia emas awal pekan ini menguat tipis yang didorong oleh sentimen nasib sektor properti asal Cina yang terlilit utang, yaitu Evergrande. Hal itu membawa daya tarik para investor untuk beralih ke aset investasi berisiko rendah seperti emas.
Mengutip laman Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi 1.757,79 dolar AS per ounce pada pukul 08.27 WIB. Sementara emas berjangka Amerika Serikat bertambah 0,3 persen menjadi 1.757,30 dolar AS per ounce.
"Kekhawatiran pasar terhadap krisis utang Evergrande kelihatannya masih mendukung penguatan harga emas tersebut sebagai aset aman," kata Analis Keuangan Ariston Tjendra kepada JawaPos.com, Senin (27/9).
Awal pekan ini, saham Asia juga dibuka dengan sikap hati-hati karena perusahaan Cina tersebut melewatkan pembayaran obligasi di pasar offshore. Di sisi lain, Ariston melanjutkan, penguatan emas juga dibatasi oleh sentimen kebijakan moneter di negara paman Sam. "Namun tapering di AS masih menahan penguatan harga emas karena harga emas mendapatkan tekanan dari penguatan dolar AS," ucapnya.
Penyusun kebijakan Federal Reserve, akhir pekan lalu mengatakan, mereka merasa ekonomi Amerika sudah dalam kondisi yang cukup baik bagi bank sentral untuk mulai menarik dukungan bagi perekonomian. Chairman The Fed, Jerome Powell, akan bersaksi pekan ini di hadapan Kongres tentang respons kebijakan bank sentral terhadap pandemi.
Sementara, emas batangan Antam tak bergerak atau stagnan pada posisi sebelumnya yakni dijual Rp918.000 per gram. Sedangkan harga buyback atau pembelian kembali emas Antam juga masih di level yang sama yakni Rp803.000.(jpg)