JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pelemahan Rupiah yang terjadi hari ini, Kamis (28/6/2018), ditanggapi oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.
Darmin sendiri membantah pelemahan rupiah terjadi bukan karena dampak dari mata uang Yuan.
"Tidak juga sih (karena dampak Yuan)," katanya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (28/6/2018).
Diketahui, Rupiah ditutup melemah 108 poin atau terjun ke posisi Rp14.271 per USD. Itu terjadi karena sentimen global di antaranya, perang dagang berlanjut, ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed empat kali tahun ini, dan kenaikan harga minyak dunia.
Namun, Darmin enggan menjelaskan lebih jauh penyebab pelemahan Rupiah. Dia menilai, pemerintah sudah kerap membeberkan penyebab terjadinya pelemahan Rupiah selama ini.
"Kalau tiap hari minta dikomentari, ya, susah urusan itu, jangan tiap hari dikomentari," ucapnya sembari tertawa.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, pelemahan rupiah tetap didorong oleh faktor eksternal maupun internal. Khusus untuk faktor internal, pihaknya terus menjaga stabilitas dan melakukan kontrol pada framework kebijakan makro.
"Apakah dari sisi fiskal, moneter, dari sisi neraca pembayaran agar dari sisi kerawanan bisa ditekan. Dari sisi fiskal defisit tetap kita jaga. Pelaksanaan dari sisi penerimaan dan belanja tetap kita sampaikan sesuai rencana," tuturnya.
"(Kebijakan) Itu bisa menimbulkan kepercayaan karena tidak ada deviasi meskipun terjadi perubahan yang cukup besar di dalam lingkungan yang kita beroperasi," sambungnya.
Di samping itu, pihaknya juga konsisten untuk terus bekerja sama dengan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas keuangan dan moneter dalam negeri.
"Sementara itu dari sisi eksternal balance akan kami perbaiki meskipun dampaknya jangka menengah panjang. Saya rasa dari instrumen itu adalah salah satu hasil pergerakan dari sentimen market maupun yang sifatnya fundamental. Jadi, dua-duanya juga akan kami peliharaan," tuntasnya. (hap)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama