JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini sepertinya terus melemah yang didorong kecemasan perlambatan pemulihan ekonomi. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah hampir mendekati level 15.000 yaitu di level 14.951.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, kenaikan investasi aset berisiko seperti dolar disebabkan oleh kondisi wabah Covid-19 yang makin tinggi penularannya memicu kekhawatiran investor terhadap pemulihan ekonomi. Menurutnya, sentimen penguatan dolar AS terlihat berkurang pagi ini setelah pasar mulai kembali masuk ke bursa saham AS yang mendorong kenaikan indeks saham AS semalam.
"Pagi ini indeks saham Asia juga terlihat bergerak menguat mengikuti sentimen tersebut. Hal ini bisa membantu penguatan nilai tukar regional termasuk rupiah terhadap dolar AS," ujarnya dalam pesan singkatnya, Jumat (25/9).
Ariston menjelaskan, berita terbaru menyebutkan, Partai Demokrat AS bersiap mengajukan proposal stimulus sebesar 2,4 triliun dolar AS untuk dinegosiasikan dengan lawannya.
"Paket stimulus fiskal kedua AS ini sangat ditunggu pasar dan menjadi berita positif karena banyak ekonom mengatakan pemulihan ekonomi AS akan terganggu bila tidak ada stimulus lagi, karena kondisi pandemi masih berlangsung," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi