Replanting atau tanam ulang adalah momentum terbaik pekebun sawit untuk meningkatkan produktifitasnya setelah generasi berganti. Bibit, Pupuk, Populasi dan Tanah (BPPT) harus menjadi perhatian utama selama menjalankan praktek budidaya tanaman kelapa sawit dengan mengikuti Best Management Practices terkini yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian atau yang telah dipraktekkan oleh perusahaan besar.
Pemahaman pekebun tentang ilmu pengetahuan dan teknologi sawit harus terus ditingkatkan sejalan dengan perkembangan dan kemajuan kelapa sawit nasional maupun internasional. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Best Planter Indonesia (BPI) kerjasama BPDPKS dan Ditjenbun ini adalah dalam rangka mencerdaskan pekebun sawit agar produktifitas kebunnya setidaknya bisa sama dengan perkebunan besar yaitu minimal mampu menghasilkan CPO 5-6 ton/ha/th atau TBS 22-27 ton/ha/th.
Ancaman serius perkebunan kelapa sawit dalam 1 (satu) dasawarsa terakhir (10 th) adalah maraknya serangan penyakit Busuk Pangkal Batang yang disebabkan oleh jamur pathogen yang bernama Ganoderma. Jamur ini ibarat momok yang menakutkan bagi pekebun sawit karena sangat mematikan yang berujung pada populasi tanaman terus menurun dan pada akhirnya menurunkan produktifitas tanaman secara drastis.
Kematian rata-rata 10 pokok/ha saja, maka untuk koperasi dengan luas kebun 2000 ha akan menanggung kerugian di saat tanaman mencapai usia produktif minimal 8 miliar per tahun (asumsi produktifitas tanaman 200kg/pokok/tahun dengan harga TBS Rp2000/kg). Kerugian akan cenderung bertambah setiap tahun kalau pekebun tidak memiliki kesadaran tinggi dan ilmu yang cukup untuk mengendalikannya.
Langkah antisipatif yang dianjurkan untuk terhindar dari kemungkinan terserangnya Ganoderma dalam proses replanting akan dibahas dalam pelatihan pada Juni 2023 yaitu memperbaiki sistem budidaya dari Bibitan, LC–Tanam, Perawatan dan Pengendalian HPT.
Tidak kalah penting adalah membahas tentang kualitas tanah di perkebunan yang semakin menurun yang juga menjadi akar masalah dalam proses pembangunan kelapa sawit kedepan. Pekebun jangan terjebak dalam mengatasi gejala penyakit tanaman saja tetapi harus mengerti dan mampu menemukan akar masalah yang sesungguhnya seperti ketidakseimbangan ekosistem mikrobiom tanah, defisit musuh alami jamur pathogen, menurunnya bahan organik tanah dan lainnya.
Selain pelatihan di dalam kelas maka untuk mendapatkan perspektif lebih lengkap tentang praktek terbaik dalam proses replanting, maka BPI akan membawa peserta untuk melakukan kunjungan lapangan atau kunjungan belajar ke salah satu perkebunan tertua PT Astra Agro Lestari di Riau yaitu PT Tunggal Perkasa Plantation yang berlokasi di Airmolek yang berjarak tempuh kurang lebih 5 jam dari Pekanbaru. Demi ilmu pengetahuan tentang praktek budidaya sawit terbaik diharapkan petani peserta tetap bersemangat untuk mengikuti rangkaian pelatihan budidaya tanaman sawit ini sampai selesai termasuk kunjungan lapangan.(adv)