PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Culut sudah beredar di seantero toko oleh-oleh di Pekanbaru, bahkan produknya sudah terpajang di sejumlah toko modern, termasuk di Alfamart di seluruh Provinsi Riau. Bahkan merambah ke Batam, Medan serta menerobos di seluruh jaringan minimarket tersebut di seluruh Provinsi Sumatera Utara.
Culut yang dibuat oleh Usaha Mikro Kecil (UMK) asal Lota Pekanbaru, Novi Kurniati (39) adalah sejenis stik keriting yang berbahan tepung terigu, telur dan minyak nabati. Culut buatan asal Pekanbaru ini diminati beragam kalangan, selain rasanya renyah dan lembut, tampilan kemasannya pun menarik. Tak heran permintaan penganan yang dikemas 150 gr per bungkus tersebut tak pernah sepi order. Diproduksi di kawasan Jalan Dahlia Pekanbaru, Novi harus memenuhi suplai berbagai toko termasuk komitmen suplai ke toko modern Alfamart.
“Untuk memenuhi pesanan permintaan toko oleh-oleh dan suplai ke toko modern, saat ini saya dibantu 11 orang karyawan produksi, mengingat komitmen pengiriman yang harus dipenuhi,” papar ibu tiga anak ini yang di awal usaha dibantu oleh 3 orang karyawan.
Usaha Novi yang semangat untuk memasarkan produk usaha rumahan tersebut, tak terbilang gampang, perlu ketekunan dan keseriusan untuk menekuninya. Tak ada kamus sungkan apalagi gengsi, menjajakan dengan menitipkan penganan culut dari satu toko oleh-oleh ke toko lainya, termasuk penolakan, sudah jadi bagian dari rintisan usahanya.
Jika ada toko yang tidak menerima produknya, bukan menyerah, justru melecut dirinya, untuk tahu sebab mengapa sampai barangnya ditolak, dengan demikian dirinya tahu harus seperti apa proses perbaikan produknya.
Usaha tak kenal lelah ternyata membuahkan hasil, kerja samanya dengan berbagai toko oleh-oleh serta toko modern meningkatkan omzet produksi culutnya. Kemitraannya dengan Alfamart disyukurinya sebagai berkah, mengingat hal tersebut sebagai langkah memulai untuk menaikkan produksi Culut, termasuk menjadikannya percaya diri, untuk bermitra dengan toko modern lainnya.
Jika ada anggapan bekerja sama dengan toko modern dirasakan berbelit-belit, Novi menampik hal tersebut, bermitra dengan Alfamart justru menjadikannya menjadi lebih paham bagaimana proses produksi dan pengiriman yang tepat waktu, serta pemasaran dan strategi produknya agar bisa diterima di masyarakat.
Bercerita mengenai awal mulainya usaha membuat Culut, Novi menuturkan jika usaha dimulai karena kepepet. Sepeninggal wafat suaminya pada medio 2014 silam, perempuan berhijab ini mau tak mau harus menjadi single parent membiaya anak-anak nya yang masih kecil-kecil. Memilih meneruskan dan mengembangan usaha pembuatan Culut yang sudah dirintis oleh ibu kandungnya. Karena melihat potensi untuk dikembangkan.
“Culut yang dibuat ibu saya, pemasaranya masih terbatas. Sehingga, terbitlah tantangan untuk mengembangkan Culut, setidaknya dapat menopang ekonomi saya dan anak-anak,” paparnya.
Jika saat ini pemasaran produk Culut sudah berkembang. Bukan berarti Novi hanya berpangku tangan. Justru tantangan semakin besar, karena mempertahankan jauh lebih sulit. Beragam cara ditempuhnya agar produk culut agar bisa terus diterima masyarakat, di antaranya dengan inovasi. Kini Culut sudah hadir dalam inovasi beberapa varian rasa, di antaranya Culut rasa keju dan rasa tiramisu, termasuk pula kemasan yang lebih menarik.(rio/ifr)