PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Bank Indonesia baru saja resmi menerbitkan uang baru pecahan Rp75 ribu, sebagai peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75. Dimana salah satu anak bangsa pada gambar belakang uang tersebut mengenakan pakaian adat Melayu Riau.
Kepala Divisi Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah (SP PUR) Asral Mashuri menjelaskan, pemilihan pakaian tersebut dikonsultasikan dengan Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri H. Al Azhar.
"Awalnya pakaian adat yang dikenakan diusulkan oleh tim desainer dan artis dari Peruri dan KP BI Jakarta, yang secara estetika cukup indah dan glamour, hanya Datuk kurang sependapat," kata Asral.
Asral menuturkan, bahwa LAMR menjelaskan, pakaian yang diusulkan sebelumnya adalah pakaian adat perkawinan. Sehingga kurang sesuai jika dikenakan oleh anak bangsa. Selain itu, warna pakaian bukan identitas Riau, yaitu berwarna merah. Sementara itu, pakaian adat melayu Riau adalah warna kuning dan hijau.
"Datuk menuturkan bahwa foto pakaian adat yg diusulkan, secara filosofis adat arah selempang tidak sesuai, meskipun terkesan meriah," jelasnya.
Untuk hiasan kepala, Datuk Seri Al Azhar memilihkan tiga kembang goyang, dipadu dengan hijab yang serasi dengan pakaian yang dikenakan.
Dikatakan Asral, rombongan fotografer, dan desainer/artis Peruri sempat mengalami kesulitan untuk mendarat di Pekanbaru guna mengambil gambar Rahma Almira Decymus yang terpilih mewakili Riau menjadi salah satu anak bangsa yang dicetak di uang Rp75 ribu.
"Rombongan sulit untuk mendarat di Riau, karena asap tebal menyelimuti langit Pekanbaru pada September 2019. Oleh karena itu, Rahma yang kita bawa ke Jakarta utk difoto, mengingat dari 9 anak, hanya foto dari Riau yang belum ada," tukasnya.
Asral menjelaskan desain uang dilakukan oleh Divisi Perencanaan dan Pengembangan, Departemen Pengelolaan Uang, baik tema maupun unsur pengaman, termasuk pemilihan 9 anak bangsa yg mewakili keseluruhan wilayah nusantara. Kemudian desain tersebut, diusulkan dan diajukan ke Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG), kemudian RDG menetapkan desain uang tersebut.
Menurut Asral, desain Uang Peringatan Kemerdekaan ini gambar utamanya tetap proklamator Soekarno dan Hatta, sementara untuk tema gambar belakang dilakukan Focus Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan narasumber yg kompeten termasuk ahli sejarah. "Dalam FGD ini mengusulkan sembilan anak bangsa generasi digital menyongsong Indonesia maju 2045. Anak bangsa inilah yang nantinya akan mengisi kemerdekaan. Mereka generasi digital, generasi beta, yaitu anak-anak yang saat ini berusia 9-10 tahun," papar Asral yang pernah menjadi Kepala Tim Uang dan Bahan Uang Departemen Pengeluaran Uang (DPU) ini.
Dari FGD tersebut, Aceh dan Riau terpilih mewakili Sumatra untuk menampilkan pakaian daerah di uang spesial kemerdekaan tersebut. Untuk daerah Aceh diminta seorang anak laki-laki berusia 9-10 tahun, sedangkan Riau diminta seorang anak perempuan berusia 9-10 tahun.
Persyaratan untuk menjadi perwakilan daerah menurut Asral adalah, pertama anak tersebut adalah anak dari pegawai Bank Indonesia (BI), lalu anak tersebut harus berusia 9 atau 10 tahun pada saat pemotretan. Di Riau, Rahma Almira Decymus merupakan satu-satunya anak pegawai BI yang memenuhi persyaratan atau bisa dikatakan siswi kelas 5 SD Al Azhar Pekanbaru ini adalah calon tunggal.
"Rahma ini anak Kepala BI Riau, setelah diumumkan pegawai yang memiliki anak dan memenuhi kriteria, ternyata hanya Rahma yang memenuhi. Dia calon tunggal. Kalau ada calon lain, ya diseleksi dulu oleh fotografer, desainer/artis peruri," tukasnya.
Laporan: Mujawaroh Annafi (Pekanbaru)