Sementara itu, Area Manager Communications and Relation Pertamina Kalimantan, Dian Hapsari menyebut, saat ini keperluan BBM dalam negeri terus meningkat. Sementara kemampuan produksi masih jauh dari cukup. Akibatnya pengembangan kilang menjadi pilihan.
“Dalam percepatan proyek strategis nasional melalui program Refinery Development Master Plan (RDMP), Pertamina melakukan pengembangan kilang melalui peningkatan kapasitas dan kompleksitas,” ucapnya.
Perempuan ramah yang belum genap sebulan tugas di Kaltim ini menjelaskan, selain peningkatan kapasitas produk, pengembangan juga berdampak pada kualitas produk.
“Program ini dilakukan secara mandiri oleh Pertamina. Menggunakan dan mengoptimalkan aset Pertamina yang sudah ada. Area yang akan digunakan adalah area kilang ditambah area perumahan dinas Pertamina,” terangnya. Jika kegiatan ini berjalan lancar, pada 2019 mendatang kilang anyar mulai beroperasi.(riz/rom/k15)
