JAKARTA (RIAUPOS.CO) - HARGA minyak mentah dunia jatuh ke level terendah tahun 2022, Rabu (7/12). Harga tersebut terus terkikis sejak invasi Rusia ke Ukraina memperburuk krisis pasokan energi global dalam beberapa dekade. Meski demikian, minyak mentah dunia sempat mencapai hampir 140 dolar AS per barel pada Maret 2022. Bahkan, harga tersebut tercatat mendekati rekor sepanjang masa.
Mengutip Reuters, penurunan harga pada Rabu juga didorong oleh peningkatan yang lebih besar dari perkiraan terkait stok bahan bakar Amerika Serikat (AS). Brent berjangka turun 2,18 persen atau 2,8 persen menjadi 77,17 dolas AS per barel.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,24 dolar AS. Harga tersebut melemah lebih lanjut dari penutupan Selasa, yang mencapai 72,01 dolar AS per barel.
Penurunan ini dinilai bertentangan dengan apa yang seharusnya menjadi momentum untuk mengerek harga. Cina, importir minyak mentah terbesar dunia, mengumumkan perubahan paling besar sejak pandemi dimulai.
Impor minyak mentah negara itu pada November naik 12 persen dari tahun sebelumnya ke level tertinggi dalam 10 bulan. Negara-negara G7 memulai implementasi pembatasan harga untuk membatasi ekspor Rusia yang dapat menyebabkan pengurangan produksi di tahun mendatang.
Data mencatat, stok sulingan AS mengalami peningkatan sebesar 6,2 juta barel. Jumlah tersebut tercata jauh melebihi perkiraan kenaikan sebesar 2,2 juta barel. Bahkan, persediaan bensin naik 5,3 juta barel dari ekspektasi kenaikan 2,7 juta barel. American Petroleum Institute juga telah melaporkan penarikan stok minyak mentah sekitar 6,4 juta barel.
Sementara itu, setidaknya 20 kapal tanker minyak dari Turki mengalami penundaan untuk menyeberang dari pelabuhan Laut Hitam Rusia ke Mediterania. Hal itu disebut karena operator berlomba untuk mematuhi aturan asuransi Turki baru menjelang penerapan batas harga minyak Rusia oleh G7.
Rusia juga terpantau sedang mempertimbangkan opsi termasuk melarang penjualan minyak ke beberapa negara untuk melawan batasan harga yang diberlakukan oleh Barat. “Masih banyak ketidakpastian di pasar hari ini,” kata Wakil Presiden Senior di Rystad Energy Claudio Galimberti.
Di sisi lain, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial Dennis Kissler mengatakan, peringatan dari bank-bank besar AS tentang kemungkinan resesi tahun depan masih membebani pasar. ''Posisi beli dana spekulatif bersih sekarang berada di level terendah enam tahun dengan beberapa dana terkemuka dilikuidasi dalam beberapa hari terakhir,'' jelasnya.(esi)
Laporan JPG, Jakarta