Tren Inflasi Tunjukkan Daya Beli Naik

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 05 Januari 2022 - 10:24 WIB

Tren Inflasi Tunjukkan Daya Beli Naik
Febrio Kacaribu (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perkembangan inflasi sepanjang 2021 menunjukkan peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat kenaikan harga barang dan jasa sepanjang tahun lalu mencapai 1,87 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menuturkan, jika dilihat secara tahunan, tingkat inflasi bulan lalu merupakan yang tertinggi sepanjang 2021. "Inflasi secara tahunan tercatat tertinggi sepanjang 2021, bahkan sejak Juli 2020," ujarnya, Senin (3/1).


Pada Desember, inflasi tercatat 0,57 persen. Angka itu lebih tinggi dari kenaikan inflasi November yang 0,3 persen. Menurut Margo, inflasi juga terjadi karena indeks kepercayaan konsumen mengalami peningkatan. Dari 107,05 pada November, menjadi 107,66 di bulan lalu.

Selain itu, rata-rata kenaikan harga juga ditopang kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. Seperti cabai rawit, minyak goreng, seperti telur ayam ras. "Komoditas yang dominan sehingga andilnya besar terhadap inflasi Desember yakni harga cabai rawit. Andilnya 0,11 persen," jelasnya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menuturkan, tren inflasi sejalan dengan peningkatan aktivitas konsumsi dan mobilitas masyarakat di masa Natal dan tahun baru, karena kondisi pandemi yang mulai terkendali.

"Melihat perkembangan inflasi, Pemerintah terus memberikan dukungan terhadap akses pangan masyarakat, khususnya untuk kelompok miskin dan rentan melalui pemberian bantuan sosial. Sampai dengan 30 November 2021, anggaran perlindungan sosial sudah tersalur sebesar Rp370,5 triliun atau 100,7 persen dari APBN 2021," katanya.

Sementara itu, Kepala BPS Jawa Timur (Jatim) Dadang Hardiwan mengatakan, inflasi yang terjadi di Jatim justru lebih tinggi daripada rata-rata Indonesia. Desember tercatat 0,69 persen. Hal itu menjadi kenaikan inflasi bulanan terbesar dalam tiga tahun terakhir. Mengalahkan rekor pada Desember 2019 sebesar 0,53 persen.

Pemicu inflasi di akhir tahun, lanjut dia, masih sama seperti tahun sebelumnya. Yakni, sektor makan, minuman, dan tembakau yang naik 2,12 persen. Dia mencontohkan harga cabai rawit yang berubah hingga 140 persen pada bulan lalu. "Disusul oleh sektor transportasi yang naik 0,81 persen; perawatan pribadi terkerek 0,54 persen; serta restoran yang melonjak 0,43 persen," ujarnya. Secara total, inflasi Jatim tahun lalu mencapai 2,45 persen.(dee/bil/dio/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook