Dorong Hilirisasi Produk Turunan Hasil Perkebunan

Pekanbaru | Kamis, 19 Oktober 2023 - 11:05 WIB

Dorong Hilirisasi Produk Turunan Hasil Perkebunan
Sewitri

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sejumlah harga komoditas hasil perkebunan diketahui mengalami fluktuasi dalam pekan ini. Hal itu berdampak terhadap ekonomi masyarakat dari kalangan petani. 

Maka dari itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau mendorong agar hilirisasi produk turunan hasil perkebunan dikembangkan secara maksimal.


Hal ini sebagaimana diungkapkan Sekretaris Komisi III DPRD Riau Sewitri yang membidangi dunia usaha dan penanaman modal, Rabu (18/10).

Dikatakan dia, salah satu penyebab harga jual hasil perkebunan tidak stabil karena minimnya produsen yang memeroduksi hasil perkebunan secara langsung.

“Kebanyakan kan dikirim lagi keluar daerah. Maka ini perlu menjadi catatan bagi kita agar bisa menggaet investor sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan olahan produk turunan perkebunan,” ungkap Sewitri.

Dia meyakini, hasil perkebunan Riau sangat sanggup untuk menampung kebutuhan produksi pabrik pengolahan produk turunan. Ia meyakini, bila pabrik pengolah hilirasi produk turunan perkebunan banyak di Riau, maka secara otomatis harga jual petani akan stabil.

Terpisah, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Disbun Riau Defris Hatmaja, mengumumkan bahwa harga produk komoditi perkebunan di Provinsi Riau mengalami perubahan signifikan dalam beberapa wilayah.

Menurut data terbaru, harga kelapa butiran di Kabupaten Kuansing, Kampar, dan Kepulauan Meranti naik sebesar Rp12 per kilogram, mencapai Rp2.675 perkilogram untuk periode minggu ini.

Kopra mutu kering (100 persen) di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti tetap stabil, yaitu sebesar Rp5.100 perkilogram, tidak mengalami perubahan dari minggu sebelumnya.

Di sisi lain, tepung sagu basah mengalami penurunan harga sebesar Rp25 per kilogram di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti, menjadi Rp2.350 perkilogram.

Untuk pinang kering (100 persen) terjadi kenaikan harga di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Kampar, Siak, Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti dan Bengkalis.

Harga pinang kering mencapai Rp5.850 perkilogram, mengalami kenaikan sebesar Rp10 dari harga minggu sebelumnya. Perubahan harga ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk faktor cuaca, permintaan pasar, dan kondisi ekonomi regional.

“Sebagai hasil dari fluktuasi ini, para pelaku usaha perkebunan di Riau diharapkan untuk memantau perubahan harga dengan cermat guna mengambil keputusan yang tepat terkait pengolahan dan pemasaran produk mereka,” kata Defris Hatmaja.(gem)

Laporan AFIAT ANANDA, Pekanbaru

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook