Antam Targetkan Penjualan Emas 35 Ton

Ekonomi-Bisnis | Selasa, 03 Januari 2023 - 13:49 WIB

Antam Targetkan Penjualan Emas 35 Ton
General Manager Unit Bisnis Logam Mulia Aneka Tambang Purwanto. (ISTIMEWA)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Instrumen investasi emas tahun ini diperkirakan memiliki prospek cerah. Di tengah ekonomi yang tak stabil, logam mulia berpotensi untuk tumbuh. Hal itu mendorong PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menargetkan volume penjualan emas sebesar 30 ton hingga 35 ton di sepanjang 2023.

Proyeksi tersebut meningkat sekitar 3,8 persen year on year (YoY) dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. General Manager Unit Bisnis Logam Mulia Aneka Tambang Purwanto membeberkan, realisasi penjualan 2022 tercatat sebesar 33,7 ton, melampaui target yang dicanangkan awal tahun. Yakni, 27,1 ton. ''Sesuai data di tahun lalu kami memecah rekor sepanjang masa,'' ujarnya, Senin (2/1).


Menurut Pur­wanto, penjualan yang memecahkan rekor tersebut karena didorong oleh beberapa faktor. Pertama, emas menjadi pilihan aset lindung nilai bagi masyarakat. ''Kondisi ekonomi seperti ini membuat masyarakat tertarik menanamkan investasi dalam bentuk emas,'' ucapnya.

Kedua, kesadaran masya­rakat berinvestasi membesar. Di sisi lain, perkembangan teknologi untuk membeli emas lebih luas, bisa melalui daring (online). ''Untuk membeli tidak perlu lagi mendatangi butik. Jual pun tidak perlu mendatangi butik bisa melalui online, jadi investasi emas jadi lebih mudah dan menarik,'' terangnya.

Menurut Purwanto, alasan tersebut juga yang membuat BUMN itu menaikkan target tahun ini.  Soal isu resesi, bukan menjadi penghalang. Justru melihat hal tersebut dapat menjadi demand trigger investasi emas. ''Ketika kondisi ekonomi global kurang bagus maka investor mengalihkan investasinya ke emas sehingga resesi dan ketidakstabilan geopolitik perang akan meningkatkan permintaan logam mulia,'' ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, penasihat keuangan Bareyn Mochaddin menyebutkan bahwa adanya resesi dunia yang salah satunya ditandai dengan terkontraksinya pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), tentu berpotensi berdampak terhadap kondisi keuangan masyarakat khususnya pekerja. ''Dalam kondisi tersebut, logam mulia selalu jadi pilihan baik, karena biasanya, saat resesi atau krisis, emas menjadi salah satu aset yang naik nilainya,'' ujarnya.(agf/dio/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook