PAKAN TERNAK DARI BAHAN IMPOR

Telur-Daging Ayam Katrol Inflasi Juli

Ekonomi-Bisnis | Kamis, 02 Agustus 2018 - 10:50 WIB

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Harga telur sempat menembus Rp30 ribu dalam dua pekan terakhir. Meski  berangsur menurun, telur berpotensi memicu inflasi pada Juli ini. Menurut Deputi  Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, inflasi bulan ini diperkirakan  mencapai 0,25 persen. Berdasar survei BI, pada awal Juli inflasi tercatat 0,13 persen.  Angkanya terus naik hingga pekan keempat.

’’Kalau 0,25 persen, itu berarti inflasi year to date (ytd) 2,15 persen dan year on year 3,16  persen,’’ papar Mirza di Gedung BI. Terkait dengan pemicu, telur ayam menyumbang  inflasi 14 persen. Daging ayam ras juga memberi andil inflasi 6,9 persen dan cabai rawit  19 persen. Komoditas pangan lainnya justru mengalami deflasi. ’’Daging sapi turun 1,35  persen. Bawang putih 4,7 persen. Cabai merah 6,6 persen,’’ imbuhnya.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menuturkan, inflasi Juli diprediksi berada di kisaran  0,21–0,26 persen. Dia mengungkapkan, kenaikan harga ayam dan telur disebabkan  mahalnya pakan ternak. Komposisi pakan ternak hingga 30 persen diperoleh dari  impor, yakni gandum, kedelai, dan jagung. ’’Saat rupiah melemah Rp1.100 per dolar AS (Rp13.300 ke Rp14.400) sejak Januari-Juli, langsung ditransmisikan ke tekanan biaya  produksi ayam,’’ jelasnya kemarin.
Baca Juga :Warga Binaan Lapas Pekanbaru Bisa Panen 270 Telur per Hari

Kemudian, tekanan inflasi lainnya bersumber dari kenaikan harga BBM nonsubsidi  seiring harga minyak mentah di posisi 70 dolar AS per barel. Harga tiket transportasi udara  juga terbilang masih tinggi meskipun momen Idul Fitri sudah selesai. Kenaikan tiket  pesawat dipengaruhi mahalnya bahan bakar avtur serta kenaikan biaya suku cadang  impor. 

Bhima pun menekankan bahwa inflasi pada semester II masih berpeluang meningkat.  Hal tersebut bisa berdampak pada target inflasi tahun ini yang melenceng dari  perkiraan, yakni bisa 3,7 persen atau berada di atas target APBN 3,5 persen. ’’Harga  barang di tingkat penjual naik meskipun permintaan masih lesu. Inflasi dari sisi  penawaran mulai bergerak naik,’’ tuturnya.(ken/c19/oki/das)           









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook