RIAUPOS.CO - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis menggelar Sosialisasi Standar Pelayanan RSUD Bengkalis, Selasa (20/6).
Sosialisasi diikuti sejumlah peserta mulai dari media cetak dan elektronik, Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM) dan tokoh masyarakat berlangsung dengan tanya jawab dan diskusi ringan, seputar pelayanan RSUD Bengkalis.
Kegiatan itu dipimpin Direktur RSUD Bengkalis dr Azahari Effendy diwakili Wakil Direktur Pelayanan RSUD Rita Puspa SKm MP dihadiri Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Dinas Kesehatan) Kabupaten Bengkalis dr Recky Chairunas dan sejumlah undangan lainnya.
Rita Puspa dalam paparannya mengatakan, pelayanan RSUD Bengkalis 2023 ini perlu masukan dan saran dari peran serta media, LSM serta tokoh masyarakat, sebagai penunjang kinerja dari pada pelayanan RSUD yang lebih baik.
Dijelaskannya, khusus pelayanan RSUD Bengkalis memiliki 20 layanan poli spesialis, mulai dari poli penyakit dalam, poli bedah, poli bedah digestif, poli anak, poli jiwa, poli jantung, poli mata, poli kulit dan kelamin, poli rehabilitasi medik, poli THT, poli gigi, poli geriatri, poli tumbuh kembang, forensik dan medikolegal, neotologi konsulen, radiologi dan sub spesialis pertilitas endokrinologi reproduksi.
“Dari 20 layanan poli spesialis, semuanya tersedia di RSUD Bengkalis. Termasuk radiologi sebanyak dua orang yang ada di RSUD Bengkalis tahun ini. Begitu juga dengan ruang kelas mulai dari kelas 1, 2 dan 3. Berangsur di pada 2029, kelas ini ditiadakan dikarenakan khusus kelas BPJS saja. Kita juga punya 1 ruang VVIP itu di ruang 404,” ujar.
Berbicara BPJS, kata Rita, hampir 90 persen pasien BPJS dilayanai di RSUD Bengkalis. Setiap harinya, sekitar 50 pasien dilayani melalui BPJS dan tentunya BPJS ini sangat diprioritaskan, sepanjang pasien merupakan masyarakat, yang membutuhkan layanan perawatan kesehatan.
“Hampir 90 persen pasien yang kita layani adalah dari BPJS. Namun, perlu juga kita sampaikan, jika pengguna BPJS terlebih dahulu merupakan rujukan dari Puskesmas dan tentunya sesuai dengan penyakitnya, jika bisa disembuhkan di Puskesmas maka lebih baik, tidak mesti harus ke RSUD Bengkalis. Contohnya ada kasus persalinan, sebenarnya bisa diselesaikan di Puskesmas, namun terkadang justru meminta harus di rujuk ke RSUD, datang ke sini, padahal tidak ada indikasi. Ini harus juga menjadi kesadaran masyarakat,” ujarya.(gem)
Laporan ABU KASIM, Bengkalis