(RIAUPOS.CO) - ITA (bukan nama sebenarnya) sedang arisan bersama teman-temannya di salah satu tempat makan. Kalau sudah ngumpul, apa saja bisa jadi bahan obrolan. Sampai masalah kenapa tempat makan yang mereka pilih sepi pengunjung siang itu.
Seorang teman Ita mengatakan, tempat tersebut ramai saat Sabtu malam. ‘’Jadi tempat pacaran,’’ kata temannya itu.
Ita pun teringat saat ia hamil anak pertama atau ibu hamil (bumil). Ia pun bercerita ke teman-temannya yang mulai mendengar dengan serius.
‘’Waktu itu aku hamil empat bulan. Kami lewat di kawasan pondok jagung bakar. Sama suami aku tanya tempat apa itu, kok banyak pasangan duduk mojok-mojok berduaan. Suami jawab, tempat pacaran lah,’’ kata Ita memulai ceritanya.
Nah, ternyata Ita penasaran. Ia pun minta diajak suami ke tempat pondok jagung itu. Sang suami yang lugu lantas mengiyakan. Suaminya berpikir, mungkin istrinya sedang mengidam karena sedang hamil.
Mereka pun datang ke pondok jagung dan duduk berduaan. Sebelah kiri kanan mereka ada pasangan yang sedang berpacaran. Bedanya, Ita dan suami sudah sah menjadi suami istri. Sedangkan pasangan lain belum.
Sedang asyik melihat pasangan-pasangan yang berpacaran, sayup-sayup Ita mendengar suara teriakan.
‘’Razia... Razia...,’’ kata Ita menirukan suara itu.
‘’Ternyata, malam itu sedang ada razia Satpol PP. Terciduk lah awak,’’ ujar Ita sambil disambut tawa teman-temannya. Alamaaak!
Untungnya, meski lupa membawa buku nikah, seorang petugas ternyata tetangga Ita dan suami yang tahu pasangan tersebut sudah menikah.
‘’Abang.. abang, sudah tahu tempat ini sering jadi tempat pacaran. Abang bawa pula istri abang yang sedang hamil ke sini,’’ kata petugas itu ke suami Ita tersenyum.
‘’Macam mana pula, dia yang minta. Kusangka dia ngidam minta makan jagung,’’ jawab suami Ita.
Akhirnya, Ita dan suaminya bisa pulang ke rumah. Sedangkan pasangan-pasangan yang terjaring dibawa petugas ke kantor Satpol PP.
‘’Sejak itu, tak mau aku datang ke tempat-tempat kaya itu lagi. Takut aku terciduk lagi,’’ kata Ita yang kembali membuat teman-temannya tertawa.(yls)