RIAUPOS.CO - Rasa penyesalan mulai menghampiri Jono, bukan nama sebenarnya. Ia yang memiliki hobi memelihara ayam hias dan ayam kampung. Saat itu, Jono tengah beristirahat di depan rumahnya sembari melihat ayam yang ia miliki. Tak berapa lama, saat tertidur di depan teras rumah, terdengar suara laki-laki yang datang ke rumahnya meminta izin kepada dirinya untuk mengambil ayam yang ada di sekitar rumahnya.
Biasanya ayam peliharaan miliknya kerap berkumpul dan bermain bersama dengan ayam peliharaan tetangganya tepat di dekat pohon nangka yang ada didepan rumahnya. Dengan tenang orang yang mengaku ingin mengambil ayam yang ada di rumah Jono meminta izin kepada Jono sembari berteriak.
Jono pun yang tidak mengenal dan menganggap bahwa ayam milik laki-laki itu memang ada di halamannya mengizinkan mereka untuk masuk dan mengambil ayam tersebut. Tak lama kemudian, Jono mendekati ayam peliharaan miliknya untuk dimasukkan ke dalam kandang.
Tapi ia terkejut, ternyata ayamnya malah berkurang. Ia pun panik bukan kepalang. Sampai akhirnya, Jono tersadar yang datang ke rumahnya tadi bukannya tetangganya, tetapi maling ayam yang ia izinkan mengambil ayam miliknya.
“Alamak... Jadi yang tadi itu maling ternyata. Kok minta izin pula ngambil ayam,” celetuk Jono yang merasa panik dan menyesal.
Sang tetangga yang melihat Jono menangis di dekat ayam peliharaannya pun mendatangi dan menenangkan hati Jono, sembari mencari tahu penyebabnya. Setelah mengetahui kejadian tersebut, sang tetangga hanya bisa menenangkan hati Jono yang terus bersedih.
“Sabar bang. Maling sekarang ini bukan seperti dulu yang pakai penutup muka. Sekarang maling itu terang-terangan, seperti masyarakat biasa. Kitanya saja yang harus lebih waspada,” celetuk tetangga Jono.(ayi)