PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pagi itu, Aal mengemudikan sepeda motornya menuju kantor. Namun, di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan deras mengguyur. Aal pun buru-buru mencari tempat berteduh. Ia melihat sebuah ruko tutup yang memiliki kecil yang bisa ia jadikan tempat berteduh.
Aal pun menepikan sepeda motornya di teras ruko tersebut. "Untung ada tempat berteduh," ujarnya lega.
Tak lama, beberapa sepeda motor lain pun ikut berteduh di tempat tersebut. Hujan pun makin deras. Sehingga Aal yang tidak membawa mantel pun tak punya pilihan lain selain bertahan di tempat itu.
Tetiba terdengar suara gesekan dari pintu ruko. "Sreeekk...," bunyinya keras. Sesosok pria pun keluar dari celah pintu ruko yang terbuka itu. Ia melihat sinis ke arah orang-orang yang berteduh di rukonya. Termasuk pada Aal.
Aal pun sontak berkata, "Numpang berteduh ya, Pak".
Namun, bukannya diizinkan, si pemilik ruko malah tampak kesal. "Kalau mau berteduh motornya jangan naik lah. Kotor jadinya lantai saya," ujarnya.
Mendengar itu, pemilik sepeda motor lain langsung kabur. Mereka memakai mantel. Sementara, Aal yang tak punya mantel mau tak mau tetap di situ. Namun, ia menurunkan sepeda motornya dari area ruko.
"Gini kali ya numpang sama orang," ujarnya membatin.
Tapi nyatanya pemilik ruko masih tak puas. Ia ngomel-ngomel dan menunjuk-nunjuk ke arah Aal. Tak tahan diperlakukan seperti itu, Aal langsung tancap gas. Namun, baru beberapa detik setelah meninggalkan ruko tersebut, atap teras ruko tersebut jebol. Air cucurannya yang berwarna keruh pun langsung mengotori area teras si pemilik ruko.
"Alamak...!! Ini cara Allah menyelamatkanku dari musibah yang lebih besar," ujar Aal sambil melanjutkan perjalanannya dengan hati yang lebih tenang.(azr)