PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Nina adalah penjual buket bunga. Biasanya orang-orang memesan buket bunga untuk hadiah, seperti saat wisuda.
Nina menyediakan berbagai bentuk buket. Mulai dari buket bunga, buket makanan ringan, hingga buket dari uang.
Khusus untuk buket uang, ia mematok jasa mulai Rp50 ribu. Konsumen bisa menggunakan uang sendiri atau memilih disediakan langsung oleh Nina.
Suatu hari, ada sebuah orderan yang masuk. Memesan buket uang senilai Rp1 juta dengan lembaran Rp50 ribu. Pembeli tersebut mengatakan akan mengambil buket itu tiga hari lagi.
Setelah tiga hari, pembeli tersebut mengambil buket uang di rumah Nina. Ia segera membayar biaya jasa untuk Nina. Namun, Nina sangat heran karena pembeli hanya memberikan selembar uang Rp100 ribu, padahal harga yang harus dibayar adalah Rp1,1 juta. Rp1 juta untuk lembaran uang dan Rp100 ribu untuk biaya jasa.
Pembeli itu sangat kaget. Ia mengira Rp100 ribu sudah termasuk dengan lembaran uangnya.
"Alamak...! Kalau saya jual segitu ya rugi dong saya, Dek. Uangnya buat buketnya kan saya yang sediakan," ujar Nina geleng-geleng kepala.
Ia tak habis pikir, ternyata bocah usia 12 tahun lah yang memesan buket uang tersebut.(anf)