(RIAUPOS.CO) - Marini (bukan nama sebenarnya) masih jomblo. Usianya sudah 37 tahun. Meski dikenal ramah dan mudah bergaul, toh Marini sulit menemukan pria yang bisa memikat hatinya.
Hingga suatu hari. Ia mengenal seorang pria. Perkenalan itu tanpa disangka.
Marini membeli sebuah handphone second dari salah seorang kenalannya. Ia tidak meng-upgrate semua data yang ada di dalam ponsel itu. Marini hanya menganti kartu sim saja.
Selang sebulan ia menggunakan smartphone tersebut, tiba-tiba ada nomor yang tak dikenal masuk. Marini menjawab dan terdengar suara laki-laki.
Ternyata si pria salah sambung. Namun, karena Marini orangnya ramah, ia pun menjadikan salah sambung tersebut menjadi keakraban. Hingga Marini dan sang pria tetap berhubungan melalui sambungan seluler.
Tak berapa lama kemudian, Marni pun merubah status jomblonya menjadi telah memiliki kekasih. Namun status itu tak bertahan lama.
Sekitar lima bulan perjalanan hubungan asmara mereka, Marni harus rela menalan kenyataan pahit. Si pria ternyata sudah berkeluarga. Alamaaak!
Marini sebenarnya sudah curiga. Setiap kali menghubungi sang kekasih, selalu mendengar suara anak-anak kecil. Namun sang kekasih mengatkan itu adalah suara keponakannya.
Tapi ternyata semua itu dusta. Ia mengetahui sang kekasih telah memiliki keluarga saat istri kekasihnya itu mengetahui perselingkuhan mereka dan melabraknya di jalan.
“Ehh pelakor! Jangan coba-coba kamu mengambil suami saya ya.. Saya tahu kamu ada main sama dia. Awas ya kalau aku tahu kamu masih berhubungan dengan dia. Aku permalukan kamu,” ucap si istri yang melabrak Marini saat tengah berbelanja di salah satu swalayan di Kota Bertuah.
Kaget mendengar kenyataan tersebut, Marini tak lantas percaya. Ia meminta bukti apakah kekasihnya memang sudah berkeluarga.
Tapi nyatanya, benar adanya. Si wanita memperlihatkan wajah suaminya dan ternyata benar merupakan kekasih hatinya selama ini.
“Maaf, Mbak. Saya tidak tahu kalau dia sudah punya keluarga. Dia ngakunya sama saya masih bujangan. Saya janji tidak akan berhubungan dengan dia lagi,” kata Marini sambil menangis dan menahan rasa malu karena teleh menjadi objek tontonan pengunjung swalayan tersebut. Kasihan Marini!(cr2)
