RIAUPOS.CO - “Bu, ikan yang ada di ember dekat kompor dipindah ke mana,” ujar Doni kepada emaknya itu.
Doni sudah mutar-mutar mencari ember berwarna hitam yang di dalamnya terisi air dan ikan koi yang baru dibelinya dari seorang kenalan. Karena tidak juga menemukan, Doni pun bertanya kepada ibunya.
Namun jawaban ibunya itu terdengar menyengat di telinga Doni. Ikan yang dibelinya seharga Rp500 ribu seekornya itu sudah digoreng ibunya. Dikira ibunya, itu ikan hasil pancingan Doni. Seperti biasa, Doni yang hobi memancing selalu menaruh hasil pancingan di ember yang sama dan diletakkan di bagian dapur dekat kulkas atau mesin cuci.
“Sudah digoreng. Ada di dimeja makan. Kok cuma dapat seekor saja. Biasanya dapat banyak mancing Don,” jawab ibunya asal menjawab sambil berlalu menuju lantai atas melalui anak tangga rumahnya.
Mendengar itu, Doni pun tak dapat berkata-kata lagi. Ikan yang rencananya mau dimasukkan di aquarium itu sudah digoreng emaknya. “Alamak, itu bukan ikan pancing, Bu. Itu ikan aku beli dari Tio. Itu namanya ikan koi. Harganya Rp500 ribu Bu. Oalah, Bu,” ucap Doni sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.
Memang bukan kesalahan emaknya, karena Doni tak berpesan apa-apa sama emaknya sebelumnya jika di dalam ember itu ikan koi. Emaknya mengira itu ikan mas karena berwarna kuning belang-belang.(ilo)