(RIAUPOS.CO) -- SIANG itu, Mey (bukan nama sebenarnya) tengah tergesah-gesah untuk pergi ke kantornya.
Sejak pagi hari, Ia selalu merasakan ada yang kurang dan terlupa dari dirinya. Mulai dari lupa memakai bedak hingga lupa mengunci pintu kamarnya.
Namun, setelah semua yang ia persiapkan beres. Mey pun mulai memanaskan motor metiknya. Namun, ia bingung sandal karet kesayangannya tidak ada di atas rak.
Ia pun akhirnya, memastikan dan mencari keberadaan sendal tersebut. Namun, hasilnya tetap nihil.
Seluruh kamar dan juga kolong lemari dirumah dan luar rumahnya ia cari, tapi tidak kunjung jumpa.
Mey tidak bisa pergi kerja dengan menggunakan sepatu akibat kakinya yang kini mulai membengkak karena ia tengah mengandung buah hati pertamanya.
Karena masih bingung. Mey pun mencoba mengingat-ingat lokasi terakhir ia meletakan sendalnya tersebut.
Lima belas menit berlalu. Mey pun masih terduduk di depan rumahnya sembari terus berfikir. Akhirnya karena telah lelah mencari, ia pun membiarkan sendalnya tersebut, dan terpaksa pergi kerja dengan menggunakan sepatu yang ternyata beresiko bagi kakinya.
“Ondeh....udah rawan ternyata rumah ini ya. Kemarin sendal seharga Rp200 ribu yang hilang, ini malah sendal karet yang seharga Rp7.500 pun diembat juga. Mantap kali lah yang maling ini,” celoteh Mey sendiri sembari memacu kecepatan motor metiknya untuk segera pergi kerja.
Setelah sore hari, Mey pulang dengan hati yang masih kesal karena tidak menyangka sendal kesayangannya yang banyak dijual di pasaran bisa hilang di depan rumah.
Sesampai di depan rumah, Mey kaget ternyata sendal kesayangannya itu terletak rapi di depan pintu rumahnya. Ia pun sontak bertanya kepada seluruh anggota keluarganya, siapa yang sebenarnya memakai sendainya tersebut.
“Omak....ini sendal Mey siapa yang pakai tadi. Semalam perasaan Mey letaknya di bawah dekat batu krikil, tadi pagi Mey cari tak ada jumpa, lah ini malah tersusun rapi di depan pintu,” teriak Mey kepada ibundanya.
Namun, tak satu orang pun yang mengetahui sendal tersebut hilang dan sudah kembali di depan rumah.
Keesokan harinya, Mey sengaja tidak mengeluarkan motornya untuk mencari tahu siapa orang yang sering mencuri sendal keluarganya.
Ia pun mencoba mengintip di balik jendela kamarnya yang kebetulan tepat di samping pintu rumah.
Ternyata tangan panjang yang selama ini mencuri sendal Mey dan anggota keluarganya yang lain adalah tetangganya sendiri.
Mey pun yang tidak terima langsung keluar rumah dan memergoki secara langsung aksi jahat tetangga barunya tersebut.
“Ondeh...Abang yang rupanya sering maling sendal di rumah ini ya. Makanya cari kerja bang jangan asik maling saja. Kalau seperti ini saya bakal laporin ke RT,” ucap Mey dengan nada kesalnya.
Namun, sang tetangga pun bersujut dan memohon maaf kepada Mey dan keluarganya, karena ia telah mencuri sendal untuk dijualnya kembali kepada orang lain.
“Maaf kak, saya khilaf….Saya janji tidak mengulanginya lagi, jangan laporkan saya kak,” ucap tetangganya.
Karena merasa kasihan, Mey pun memaafkan kesalahan tetangganya tersebut, dan meminta sang tetangga tidak mengulangi kesalahannya lagi.(ayi)