(RIAUPOS.CO) - Berbelanja memang menyenangkan. Tapi apa jadinya kalau lupa membawa uang?
Ini kisah Winda, seorang karyawan sebuah rumah sakit di Kota Pekanbaru. Winda akan pulang ke kampung halamannya. Teman-temannya di kampung yang tahu dirinya akan pulang, langsung menitip berbagai jenis barang. Tak ingin mengecewakan, Winda pun mengiyakan.
Lalu, pergilah ia ke salah satu mal di Jalan Riau, Pekanbaru. Barang-barang titipan teman-temannya sudah ia catat. Kebanyakan minta dibelikan pakaian model tertentu.
“Saya sendiri juga mau cari baju. Kebetulan banyak teman di kampung yang titip belanjakan pakaian juga karena nemang besoknya mau pulang kampung,” cerita Winda.
Beberapa jam lamanya Winda tenggelam dengan keasyikannya memilih-milih barang. Hingga ia capek sendiri. Setelah merasa barang pesanan dan keperluannya sudah ada semua di tas belanjaan, Winda menuju tempat kasir.
Beberapa orang sedang mengantre di depan kasir. Winda pun setia menunggu giliran.
Hingga gilirannya melakukan transaksi bayaran.
‘’Ini, Mbak,’’ kata Winda sambil menyerahkan tas belanjaan kepada petugas kasir.
Cukup banyak pakaian yang ada di tas belanjaan itu. Petugas kasir menghitung satu per satu.
Saat petugas kasir menyebutkan total belanjaannya, Winda pun membuka dompet.
‘’Uang tunai nggak cukup di dalam dompet,’’ kata Winda.
Ia pun memutuskan menggunakan pembayaran nontunai dengan kartu debet. Tapi, masalah muncul. Kartu debet milik Winda satu-satunya tidak ada di dalam dompet. Alamaaak!
‘’Perasaan sebelum pergi kartu itu sudah saya masukkan ke dompet. Tapi tidak ada,’’ ujar Winda.
Kepanikan langsung melanda Winda. Ia bingung. Hingga akhirnya Winda memilih belanja sesuai uang tunai yang dibawanya.
‘’Maaf ya, Mbak. Kartu ATM saya tertinggal di rumah. Saya beli yang ini sama yang ini saja,’’ kata Winda kepada petugas kasir sambil menunjukkan pakaian yang harganya sesuai dengan uang yang dia bawa.
‘’Capek milih bajunya nggak seberapa. Tapi malunya itu...,’’ kata Winda tersenyum saat mengisahkan pengalaman pribadinya itu.(cr9)