PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - ''Ifan, besok orang tua kamu harus datang ya. Kesalahan kamu sudah banyak sekali, sekalian sekolah ingin mengenal orang tua mu,'' ucap Pak Paino guru kelas X di salah satu SMK swasta.
Sesaat kemudin Ifan pun keluar dari ruang gurunya itu. Ia dipanggil karena sering terlambat masuk. Bahkan pernah masuk ruang kelas hampir pukul 08.00 WIB.
Saat ditanya guru yang mengajar dikelas alasannya banyak. Kadang ia beralasan ban sepedanya bocor, atau hujan, sampai alasan yang tidak masuk akal karena mengantuk.
Yang paling parahnya, Ifan sudah hampir empat bulan tidak bayar uang sekolah. Dan ia beralasan karena orang tuanya tidak punya uang bayar SPP karena kehidupannya susah. Namun beberapa guru mendengar bahwa Ifan itu anak orang kaya.
Ifan pun merasa bingung karena sekolah memanggil orang tuanya. Surat dari sekolah yang dibawa Ifan untuk pemanggilan orang tuanya itu tak ia sampaikan pada bapaknya.
Beberapa hari kemudian, datanglah Ifan dengan seseorang tua dan langsung menemui guru pembimbinya di sekolah. Pak Paino merasa ada yang kurang pas.
Ketika bertemu dengan orang tuanya Ifan tersebut. Karena merasa penasaran maka ditanyalah dan didesak.
Akhirnya orang tua yang bersama Ifan ke sekolah itu bukan orang tua Ifan yang sesungguhnya. Setelah desakan gurunya ya mengakulah orang itu kalau diminta Ifan untuk jadi orang tuanya dan bersedia datang ke sekolah.
Karena merasa takut Ifan mengajak orang lain untuk berpura-pura menjadi orang tuanya. Supaya bandelnya dia tidak diketahui orang tua yang sebenarnya.
''Alamak....!! Kamu ya Ifan!!. Benar-benar anak bandel kamu, ya. Disuruh panggil orang tua, kok orang lain pula yang kamu suruh jadi orang tua ke sekolah,'' ungkap Paino dengan kesalnya sambil membelalakan matanya yang seperti akan keluar itu.(ilo)