PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Di akhir pekan, Yani dan Sari memutuskan untuk nongkrong bareng. Karena Yani tidak bisa mengendarai sepeda motor, maka Sari pun akhirnya menjemput Yani ke rumah.
Keduanya pun berjanji untuk bertemu di depan pagar rumah Yani setelah salat magrib.
Sekitar pukul19.00 WIB, Sari berangkat dari rumahnya menggunakan sepeda motor menuju rumah Yani. Sebelum berangkat, ia memutuskan untuk menelepon Yani dan minta ditemani selama perjalanan lewat telepon selular. Pasalnya, jalan menuju rumah Yani cukup sepi dan gelap.
Sepanjang perjalanan, keduanya bercakap-cakap. Sari menggunakan headset sehingga lebih aman saat berkendara. Namun, saat berada di jalan gelap, Sari merasa diikuti oleh seorang lelaki dari belakang.
''Yan, kayaknya ada yang ikutin aku,'' ujar Sari.
''Yakin? Daerah sini aman, kok? Tapi hati-hati aja. Kalau kenapa-napa aku langsung nyusul sama orang tua aku,'' ujar Yani menenangkan.
Namun, pria misterius tersebut terus membuntuti Sari dari belakang. Sari belok, ia pun berbelok. Sari lurus, ia pun lurus.
''Yan, sumpah dia ngikutin aku. Aku takut, Yan,'' ujar Sari lagi.
''Udah dekat kok. Gak papa tu,'' jawab Yani menenangkan lagi.
Akhirnya Sari tiba di depan pagar Yani.
Tak disangka, lelaki yang mengikutinya tadi pun berhenti tepat di depannya.
''Ayah, tumben lama pulangnya?'' tanya Yani pada pria tersebut.
Ternyata, lelaki misterius yang dikira Yani membuntutinya tadi adalah ayah dari Yani. ''Alamak....!! Ayah Yani rupanya. Malu kali aku,'' gumam Sari dalam hati.
Yani pun mengenalkan ayahnya kepada Sari. ''Sar, ini ayah aku,'' ujarnya.
''Eh, ternyata om ayahnya Yani. Tadi saya ketakutan karena ngira Om ngikutin saya,'' jawab Sari jujur.
''Hahahaha..... Gaya Om kayak begal, ya?'' kekeh Ayah Yani bercanda.(azr)