PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Saat sedang asyik menikmati waktu bersama keluarga kecilnya, tiba-tiba saja Jeni mendapatkan panggilan dari telepon genggamnya dengan nomor yang ia tidak kenali.
Karena takut telepon itu penting yang menyangkut pada pekerjaannya, Jeni pun mengangkatnya. Si penelepon memberikan informasi bahwa anak Jeni sedang ditahan oleh pihak yang berwajib.
Mendengar ucapan tersebut Jeni pun lantas panik. Ia langsung mencari keberadaan anaknya yang saat itu ternyata berada di rumah sedang bermain dengan adik-adiknya.
Merasa telepon tersebut hanyalah penipuan, Jeni pun berpura-pura khawatir sehingga membiarkan si penelepon itu mengatakan apa maksud dan tujuannya menelepon Jeni.
Sampai akhirnya si penelepon mengucapkan kalimat yang sebelumnya sudah ditebak oleh Jeni.
''Ibu kalau mau anaknya cepat bebas, transfer uang ke kami ya biar saya urus surat pembebasannya,'' ucap si penipu itu.
Bahkan sang penipu itu lantas memberikan nomor rekeningnya kepada Jeni agar ia segera memberikan uang yang diinginkan.
Tapi Jeni tak semudah itu tertipu. Ia lantas meminta sang penipu untuk memberitahukan ciri-ciri anak yang saat ini ditangkap oleh pihak berwenang itu.
Sang penipu pun malah masuk dalam perangkap Jeni, ia memberikan informasi yang salah terhadap anak Jeni. Namun si penipu tetap memaksa Jeni untuk segera membayarkan uang tebusan yang dimintanya tadi.
''Ini ciri-cirinya, Ibu. Benarkan itu anak ibu? Cepat transfer ibu kalau mau anaknya selamat,'' kata sang penipu dengan membentak.
Jeni pun lantas tertawa sekeras-kerasnya sehingga keluarga kecilnya yang tengah asyik bermain depan rumah masuk ke dalam mendekati Jeni.
''Oalah, Mbak.. Itu bukan anak saya. Ntah anak siapa yang Mbak tahan itu. Wong anak saya ada di sebelah saya, kok. Mbaknya salah tipu orang, ni. Maunya menipu malah ditipu,'' celoteh Jeni.(ayi)
