PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Nur berencana singgah ke rumah Dian, teman dekatnya untuk bareng pergi ke kampus. Masih ada beberapa jam sebelum jam kuliah dimulai.
Di tengah perjalanan, Dian menelepon Nur. Meski lalu lintas kendaraan di jalan sedang ramai dan suara bising, Nur tetap mengangkat panggilan telepon Dian.
"Ntar belikan pisang goreng kipas, ya, Nur. Enak ni makan sambil ngopi kita dulu," ujar Dian melalui sambungan ponsel.
Nur pun hanya menjawab oke, lalu mematikan sambungan telepon.
Sambil menunggu kedatangan Nur ke rumah kontrakannya, Dian pun segera beranjak ke dapur untuk membuat kopi.
Lalu ia pun menyalakan televisi dan menonton. Di depannya sudah tersedia dua gelas kopi panas.
Sekitar 10 menitan berselang, suara sepeda motor terdengar di depan rumahnya. Kedatangan Nur pun disambut cepat Dian karena dirinya sudah membayangkan pisang kipas yang dibawa Nur.
Sambil membuka pintu, Dian berseru, "Beli banyak kan pisang goreng kipasnya, Nur?".
Mendengar itu, Nur bingung. Tapi ia menyerahkan bungkusan plastik ke Dian.
Ternyata isinya bukan pisang kipas. Tapi kipas angin tangan yang memakai daya baterai.
Alamaaak... !!!
Melihat itu Dian pun kecewa.
"Maaf ya Dian. Salah dengar aku tadi. Soalnya lagi di jalan tadi pas kamu telepon," ucap Nur sambil nyengir.(ilo)