PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Usai mengikuti kuliah, Joni buru-buru keluar dari kelas. Bukan pulang ke rumah. Tapi ia harus pergi di toko buku.
Temannya Fadel dan Eko pun heran.''Kok buru-buru, Jon?'' tanya Fadel.
''Bro... Aku cabut dulu, ya. Ada yang mau aku cari di toko buku,'' ucap Joni kepada teman-temannya.
''Ok, Bro. Hati-hati, ya,'' jawab Eko sambil memandang Fadel. Keduanya tersenyum.
Melihat itu, Joni sedikit heran. Biasanya mereka saling berebut ingin ikut ketika Joni keluar kampus. Tetapi sekarang mereka biasa-biasa saja.
''Ya sudah, gak ada yang ikut ya kalian?'' tanya Joni memastikan sebelum ia melangkahkan kakinya menuju area parkir kampus.
Fadel dan Eko masih duduk tenang di dekat kelas.
Ketika tiba di tempat parkir, Joni kebingungan.
''Motorku mana, ya? Tadi rasanya ku parkir di sini,'' kata Joni bingung.
Buru-buru ia kembali ke tempat Fadel dan Eko duduk.
''Motorku nggak ada!'' kata Joni panik.
Fadel dan Eko pun sibuk menanyai Joni. Hingga akhirnya Joni terduduk lemas tak percaya motornya dicuri.
Tak tahan melihat Joni yang sedih, Fadel pun mengeluarkan kunci motor.
''Nih!'' katanya memberikan kunci motor itu ke Joni.
Joni melihat kunci itu pun terkejut. Itu adalah kunci sepeda motornya.
''Motor mu ku pindah parkirnya di samping Sekre Mapala. Makanya, jangan main tinggal kunci di motor. Untung aku sama Eko yang lihat. Kalau yang lain? Udah hilang lah motormu,'' kata Fadel disambut tawa Eko.
''Alamak...!! Tega kali kalian ya sengaja ngerjain aku,'' kata Joni yang tetap bersyukur motornya tidak hilang.(ilo)