MEI mendapat undangan dari temannya yang mengadakan syukuran anaknya yang selesai dikhitan. Ia pun sibuk bersiap-siap. Termasuk suami dan dua anaknya.
Akhirnya mereka berangkat ke lokasi acara. Di dekat lokasi, Mei merasakan sesuatu yang aneh. Ia tak melihat ada kendaraan yang parkir di sekitar lokasi acara.
"Apa kita kecepatan datang, ya, Pa?" tanya ke suaminya. Ia pun turun dari sepeda motor saat berada di depan rumah temannya yang mengundang. Lalu ia memanggil nama temannya itu.
"Resti....," panggilnya.
Resti keluar dan kaget melihat Mei dan keluarga datang ke rumahnya dengan pakaian rapi.
"Kok sepi? Nggak jadi acara sunatan (khitan) anakmu apa?" tanya Mei tanpa basa-basi.
Resti pun langsung tertawa. Mei keheranan.
"Woi! Acaranya jadi, tapi bukan sekarang. Minggu depan. Kamu apa nggak lihat tanggalnya apa?" ujar Resti sambil tertawa.
"Alamak..!!.Salah tanggal ternyata kita, Pa," kata Mei malu kepada suaminya.
"Kamu juga sih, ngasih undangan kok cepat banget. Kusangka minggu ini," kata Mei kepada Resti seakan tak mau disalahkan.(ilo)