PETUAH RAMADAN OLEH SYAMRUDDIN NASUTION

Mengapa Kita Berpuasa?

Begini Ceritanya | Kamis, 07 Mei 2020 - 08:07 WIB

Mengapa Kita Berpuasa?
Syamruddin Nasution(Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Suska Riau)

SUNGGUH manusia itu pada mulanya berada dalam keadaan suci bersih tanpa dosa bawaan. Hal itu tergambar dari arti sabda Rasulullah Muhammad SAW yang menyatakan, “Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, suci bersih tiada dosa…” Jika sekiranya manusia itu dapat mempertahankan kefitrahannya maka dia selalu dalam keadaan tenang, tenteram, aman, dan bahagia.

Tetapi dalam perkembangannya manusia tidak selalu dapat mempertahankan kefitrahannya karena melanggar perintah Allah SWT. Dengan tidak melaksanakan yang disuruh agama, berbuat apa yang dilarang agama maka mulailah manusia berdosa, seperti arti sabda Rasulullah Muhammad SAW, "Setiap kamu berbuat dosa maka akan muncul satu titik hitam dalam hati kamu, demikian seterusnya sampai hati itu menjadi menghitam".


Dari hadis Rasulullah tersebut di atas dapat dipahami bahwa dosa itu menyebabkan hati manusia menjadi hitam. Bahkan sampai hitam pekat, padahal hati itu perlu selalu dijaga dan dipelihara kebersihannya. Hal tersebut telah diingatkan Rasulullah Muhammad SAW lewat sabdanya, artinya “Setiap jasad manusia, ada segumpal darah, jika dia baik, maka baiklah seluruh jasad manusia, tetapi jika dia buruk maka buruklah seluruh jasad manusia, yaitu qalbu atau hati.”

Hal itu berarti bahwa dosa merusak hati manusia, kalau hati sudah rusak maka akan hancurlah kehidupan manusia. Dosa juga dapat melemahkan iman manusia, hal itu tergambar dari sabda Rasulullah yang artinya menyatakan “Iman itu dapat bertambah dan berkurang, dia bertambah karena berbuat baik dan berkurang karena berbuat dosa”. Jadi kalau iman sudah redup dan gelap ditambah hati sudah rusak dan binasa maka tidak akan dapatlah orang berbuat baik lagi dalam kehidupan dunia ini. Hidupnya menjadi hitam pekat.

Dosa juga dapat membuat orang menjadi manusia yang resah gelisah, stres, murung dan gundah dalam hidup. Hal itu dapat tergambar dari firman Allah dalam Alquran yang artinya menyatakan “Siapa yang berpaling dari meningatku maka baginya kehidupan yang sempit” (QS 20:124) berarti pikirannya seperti terhimpit antara langit dan bumi. Lebih daripada itu semua akibat dosa manusia akan mendapat siksa di alam kubur dan di akhirat kelak nanti pada saat menghadap Allah SWT.

Dengan demikian, betapa hebatnya dosa merusak hati, iman dan pikiran manusia sehingga sangat perlu untuk dihapuskan dari diri manusia. Betapa perlunya dosa dihapuskan dalam kehidupan pribadi manusia, tergambar dari sikap Rasulullah yang selalu mengucapkan “istigfar” yaitu “astagfirullahal’adhim” dalam setiap hari, sebanyak antara tujuh puluh sampai seratus kali, padahal beliau maksum dari dosa. Hal ini menunjukkan bahwa dosa itu besar bahayanya bagi kehidupan manusia.

Sebaliknya, pahala adalah balasan dari kebaikan yang dilakukan manusia. Dia dapat membersihkan hati manusia, menguatkan keimanan sehingga ingin berbuat lebih banyak lagi kebajikan dalam hidup ini. Pahala juga dapat menenangkan hati sehingga merasakan suatu kenyamanan dan kebahagiaan dalam hati. Itulah sebabnya dalam Alquran Allah menyuruh orang yang beriman agar banyak-banyak berbuat kebaikan dan berzikir sebab di dalam kebajikan dan berzikir itulah ditemukan ketenangan hati (QS13:28).

 Kaitannya dengan puasa, mengapa Rasulullah Muhammad SAW beserta dengan para sahabat sangat bergembira dengan kedatangan bulan Ramadan? Bahkan Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya artinya "Telah datang kepada kamu bulan yang penuh barkah, di dalamnya dibuka pintu surga ditutup pintu neraka dan dibelenggu para setan di dalamnnya juga terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadar".

Karena ternyata di dalam puasa Ramadan disiapkan banyak sarana/ jalan bagi orang yang beriman untuk menghapuskan dosa yang menghancurkan kehidupan mereka dan sekaligus banyak sarana/ jalan bagi mendapatkan pahala yang akan membahagiakan kehidupan mereka. Berarti puasa itu disediakan bagi orang beriman untuk menghapuskan dosa agar kehidupan mereka tidak hancur dan mendulang pahala agar kehidupan mereka  menjadi bahagia. Jika seperti ini cara pandangnya maka sepatutnyalah orang beriman merasa bahagia dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.

Puasa di siang hari Ramadan adalah sarana utama untuk mendapatkan keampunan dosa dan mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya, seperti sabda Rasulullah yang artinya; “Siapa yang berpuasa di siang hari Ramadan dengan penuh keimanan dan perhitungan diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu”. Bahkan Allah SWT dalam hadis qudsi berfirman yang artinya; "Puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya". Artinya betapa besarnya balasan pahala orang yang berpuasa dengan penuh keimanan hanya Allah SWT yang mengetahuinya, sehingga tidak terhingga.

Sarana lain bagi menghapuskan dosa adalah menghidupkan malam-malam Ramadan yaitu Salat Tarawih, Salat Witir, salat malam, dan lain-lainnya, walaupun ibadah-ibadah tersebut dalam kelompok ibadah sunat, tetapi pahalanya seperti mengerjakan ibadah wajib. Tadarus Alquran diberikan pahala berlipat ganda bagi setiap huruf Alquran bukan setiap kalimat. Hal ini dapat diketahui dari arti sabda Rasulullah yang menyatakan; "Siapa yang  menghidupkan malam hari Ramadan dengan penuh keimanan dan perhitungan diampunkan dosa-dosanya yang telah berlalu".

Bersedekah pun sesuatu yang dianjurkan Rasulullah, terutama memberikan bukaan puasa bagi orang yang berpuasa akan diberikan ganjaran pahala sebanyak pahala orang yang kita berikan bukaan puasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang kita beri bukaan puasa tersebut. Jika semua sarana dan kesempatan yang telah disediakan pada bulan suci tersebut di atas dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka sungguh orang beriman akan sangat berbahagia bersama Ramadan karena dosa-dosa mereka yang akan merusak hati, melemahkan iman, menyengsarakan hidup telah dapat dihapus. Sebaliknya mereka mendulang pahala yang menyebabkan hati menjadi bersih, iman semakin kuat, rasa bahagia semakin prima, lebih daripada itu mendapat bekal yang kekal menghadap Allah SWT akan dibawa ke alam barzah menyertainya menjawab pertanyaan malaikat Mungkar dan Nakir di dalam kubur.

Bagaimana dengan berlapar-lapar di bulan puasa? Hal tersebut telah dibahas Prof HM Hembing Wijayakusuma (seorang pakar pengobatan tradisional dan akupuntur) dalam bukunya "Puasa Itu Sehat". Puasa ternyata memberi pengaruh pada kesehatan jasmani dalam berbagai aspek; antara lain, pertama, dalam tubuh manusia mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen yang didapat dari karbohidrat sehingga dapat bertahan tidak makan dan minum selama 25 jam. Dengan demikian, orang berpuasa tidak perlu khawatir menjadi sakit karena puasa, sebab tubuhnya telah dibekali secara alamiah untuk mempertahankan dirinya.

Kedua, memberi kesempatan istirahat kepada alat pencernaan, karena alat pencernaan di dalam tubuh bekerja ekstra keras di luar bulan puasa, sudah seharusnya dia istirahat selama satu bulan dalam satu tahun agar kita menjadi sehat.

Ketiga, membebaskan tubuh dari racun, kotoran dan ampas karena pada tubuh manusia terdapat sampah berbahaya, seperti tinja, urine dan keringat, tubuh terancam bahaya bila terjadi penumpukan sisa-sisa makanan, dengan berpuasa berarti membatasi suplai makanan dan mencegah penumpukan racun, kotoran dan sampah dalam tubuh.

Keempat, menambah sel darah putih dan meningkatkan daya tahan tubuh, menurut hasil penelitian di Universitas Osaka Jepang, setelah memasuki hari ke-7 orang berpuasa ternyata jumlah sel darah putih mereka meningkat. Penambahan jumlah sel darah putih secara otomatis meningkatkan kekebalan tubuh dan berfungsi melawan peradangan dalam tubuh, banyak penyakit radang yang dapat disembuhkan dengan berpuasa, seperti radang tenggorokan, radang hidung, radang lambung kronis, radang usus kronis dan radang persendian.

Dari paparan di atas dapat diketahui bahwa betapa banyaknya keuntungan yang kita peroleh dari berpuasa, menghapuskan dosa yang menghancurkan hidup kita, memperbayak pahala yang akan menyelamatkan hidup kita dan memberikan manfaat yang sangat  luar biasa bagi kesehatan kita, maka mengapakah lagi selalu ada orang yang memikirkan laparnya berpuasa di siang hari bukan memikirkan manfaat di balik lapar.***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook