PISKOLOG: BUKAN HIPNOTIS, BISA DIHINDARI

Aksi Kejahatan Mempengaruhi Seseorang Bentuk dari Gendam

Pekanbaru | Kamis, 02 November 2023 - 11:43 WIB

Aksi Kejahatan Mempengaruhi Seseorang Bentuk dari Gendam
Psikolog UIN Suska Riau Fara Ulfa

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Psikolog UIN Suska Riau Fara Ulfa menyebutkan, aksi kejahatan yang mempengaruhi dan mengontrol seseorang yang baru diungkap Polresta Pekanbaru baru-baru ini bukanlah bentuk hipnotis. Melainkan gendam. Perbuatan itu menurutnya masih bisa dihindari atau ditangkal.

Polresta Pekanbaru berhasil mengamankan empat orang yang merupakan bagian dari sindikat gendam yang merugikan korbannya di Riau dan Sumatera Barat (Sumbar) sampai Rp2 miliar. Perbuatan mempengaruhi orang agar berbuat sekehendak pelaku itu menurut Fara Ulfa memang ada dan bisa dijelaskan secara ilmiah.


”Dalam ilmu psikologi ada namanya hipnotis yang merupakan suatu macam bentuk hipno terapi yang mengungkapkan alam bawah sadar seseorang untuk menghilangkan ketakutan atau trauma - trauma. Pada kasus itu berbeda, itu dinamakan gendam, yang merupakan hal negatif yang mempengaruhi alam sadar seseorang,” kata Fara.

Menurutnya, gendam dan hipnotis itu seolah-olah serupa tetapi dengan tujuan dan cara yang berbeda. Hal yang serupa yakni seseorang sama-sama dipengaruhi.

”Secara rinci, gendam itu penipuan dengan menggunakan salah satu metode hipnostis yang kemudian dipercaya menggunakan ilmu hitam, sehingga mudah untuk mengontrol pikiran seseorang,” jelasnya kepada Riau Pos, Selasa (31/10).

Fara menyebutkan, gendam ini membuat seseorang tidak sadar dengan ruang dan waktu ketika korban sedang dipengaruhi. Sehingga korban biasanya merasakan linglung dan tingkat mengontrol dirinya sendiri semakin berkurang.

Orang-orang terkena gendam itu, kata Fara, akan mudah memangsa orang yang mudah terpengaruh jika berinteraksi dengan orang lain yang baru dijumpai. Mereka yang sedang cemas dan mudah panik juga akan mudah dipengaruhi dan terkena gendam.

Untuk mencegah agar tidak terkena tindak kejahatan ini, lanjut Fara, bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama lewat faktor internal, dengan selalu waspada ketika hendak keluar rumah seperti menguasai informasi tujuan yang ingin dituju, terutama untuk transaksi uang.

”Setiap individu juga harus berfokus kepada diri sendiri dalam menjalankan aktivitas di luar. Jika ragu untuk bepergian sendiri ke suatu tempat, merasa khawatir atau cemas, ajaklah kerabat dekat yang dipercaya,” ungkapnya

Sedangkan cara pencegahan berikutnya lewat faktor eksternal. Ini dengan cara selalu waspada dan tidak mudah percaya dengan orang asing atau baru dikenal.

”Apapun yang dibicarakan orang baru dikenal, jangan selalu percaya, terutama ketika mereka mencoba meyakinkan sesuatu, karena itu adalah pintu masuk seseorang sampai terpengaruh. Bahkan, dalam kasus penipuan ini, jika ingin transaksi uang dan terdapat kendala, konfirmasi dengan satpam yang menjaga di bank tersebut,” kata Fara.

Fara juga mengimbau, hal yang penting untuk seseorang adalah memproteksi diri sendiri. Perlindungan dan menjaga barang - barang penting itu sangat perlu diperhatikan. Wawasan dan pengetahuan yang luas perlu untuk dimiliki seseorang mengenai bahayanya gendam tersebut.

Perlu juga dicurigai, kata dia, orang asing yang tiba-tiba akrab dan berkata dengan cepat, tidak ada jeda, tidak memberi peluang lawan biacara untuk berbicara. Metode itu biasanya digunakan untuk mengontrol pembicaraan untuk mempengaruhi, layaknya teknik hipnotis untuk mengontrol pikiran seseorang.

”Kejadian gendam inikan banyak dilaporkan langsung oleh warga ke kepolisian. Seharusnya lebih baik diadakan bentuk sosialisasi oleh kepolisian guna memberikan wawasan yang luas kepada masyarakat demi mencegah hal-halal negatif dengan teknik hipnotis ini tidak terjadi lagi,” tutupnya.(end)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook