(RIAUPOS.CO) - SETIAP hari, Pasar Panam selalu ramai. Tak heran jika banyak orang menyebutnya Pasar Selasa.
Hari itu, Putri (bukan nama sebenarnya) berbelanja di Pasar Panam. Ia memang selalu memilih belanja di hari Selasa karena pedagang pasar banyak yang menawarkan harga miring.
Sesampai di pasar bersama sahabatnya, Putri mulai kalap. Ia melihat aneka buah-buahan dijual murah. Ada jeruk yang hanya Rp8.000 per kilogram. Juga buah naga yang harganya juga murah.
Putri pun mulai sibuk memilih dan membeli. Ia pindah dari satu pedagang ke pedagang lain.
Hingga ia tak sadar kantong belanjaannya tertinggal di salah satu tempat pedagang buah yang ia singgahi.
Putri masih belum sadar ia meninggalkan barang belanjaannya. Ia hanya sadar uang di dompetnya hanya tersisa untuk membayar parkir motornya. Karena uangnya sudah habis, Putri dan sahabatnya pun berencana pulang.
Sampai di area parkir, Putri mulai menggantung kantong barang belanjaannya. Dan saat itulah ia baru sadar, kalau ada satu kantong belanjaannya tidak ada.
Tak percaya, Putri kembali memeriksa barang belanjaannya. Namun tetap tak menemukannya.
‘’Kok cuma segini belanjaan aku, ya? Tadi perasaan banyak. Apa ada yang tinggal, ya ?” tanya Putri dengan nada panik kepada temannya.
Sang teman pun mengajak Putri kembali ke dalam pasar. Mereka menghampir semua pedagang yang mereka singgahi tadi. Tapi, tak ada satu pedagang pun yang mengaku ada barang yang tertinggal di tempat mereka.
Putri mulai sedih. Uangnya sudah habis dari dompet. Tapi barang belanjaannya malah hilang.
“Alamaak... Hilanglah barang belanjaan aku. Aduh.... rugilah aku,” celetuk Putri sambil berusaha menahan tangisnya.(ayi)
