PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Anto baru saja menerima rapor di sekolahnya. Ia ragu untuk pulang karena nilai rapornya yang tidak sesuai harapannya dan harapan orang tuanya.
Tapi Anto tetap pulang dan pasrah menerima omelan orang tuanya.
Benar saja, begitu tahu nilai rapor Anto turun dari sebelumnya, bapaknya pun mengomel.
''Gimana kamu, Nto. Kenapa nilaimu makin turun saja? Kan janjinya nilai rapor minimal B atau di atas 90-an. Lah ini kamu hanya peringkat sembilan,'' kata bapak kecewa.
Anto hanya bisa menunduk dan sedih. Sebab targetnya ia bisa meraih ranking 2 di kelas tak tercapai.
Kemudian terdengar ketukan pintu dari luar. Ibunya pun berdiri dan membukakan pintu rumah.
Dilihatnya di luar ada tiga orang tamu. Satu di antaranya sudah dikenal ibu yaitu guru Anto di sekolah. Sementara dua tamu lainnya ibu tidak kenal.
''Bu, sebelumnya saya minta maaf, karena rapornya tertukar. Itu rapor miliknya Anto, anak ibu ini. Maaf ya, Bu,'' ungkap guru Anto menjelaskan kedatangannya.
Ternyata di kelas ada dua murid yang namanya sama, Anto. Sehingga saat pembagian rapor, guru wali kelas salah memberikan buku rapor Antor.
''Alamak...!! Kamu ternyata juara 2, Nto,'' kata ibu yang menyesal karena telah memarahi anak kesayangannya itu.(ilo)