PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Beberapa pekan belakangan ini Sari sedang sibuk dengan hobi baru. Menanam. Apalagi saat ini harga barang keperluan pokok masih cukup tinggi. Ia pun mulai menanam tanaman yang mudah dirawat dan memberikan hasil panen yang bisa membantu keperluan dapurnya.
Tanaman yang dipilih Sari adalah tomat dan cabai. Menanam kedua tanama itu tidaklah terlalu sulit bagi Sari yang merupakan seorang ibu pekerja.
Setiap hari tanamannya itu terlihat tumbuh subur dengan banyaknya bunga serta buah yang bermunculan.
Suatu hari, saat Sari tengah bekerja, tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi. Ternyata anaknya yang baru berusia 3 tahun menghubunginya untuk memberitahu sembari meminta maaf kepadanya.
”Bunda, maaf Kakak petik buah tomat bunda,” celoteh anaknya.
Sari yang tidak tahu persoalan tanamannya yang rusak pun dibuat bingung.
Ia pun mencoba mengkonfirmasi ucapan anaknya itu kepada sang suami yang kebetulan lagi menemani anaknya di rumah.
Sang suami mencoba menenangkan Sari dan menjelaskan kalau anak mereka memetik buah tomat yang sebentar lagi bisa dipanen.
Begitu sampai di rumah, Sari langsung melihat tanaman tomatnya. Dan ia mendapati buah-buah tomat itu tak ada lagi di batang pohonnya.
”Alamak....!!! Kenapa bisa dipetik semua? Itu kan dua pekan lagi mau panen,” kata Sari tak percaya.
Tapi ia tak sempat marah karena melihat wajah penyesalan dari anaknya tersebut.(ayi)
