PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Mujiati melangkah pelan dengan wajah sembab ketika nama Agung Krish Mandala (22) dipanggil untuk maju ke depan panggung. Agung, yang tidak sempat merasakan atmosfer wisuda karena telah meninggal dunia mendapat kehormatan dengan dipanggil perdana pada prosesi wisuda ke-64 dan magister ke-14 Universitas Lancang Kuning (Unilak), Kamis (31/3) lalu.
Ballroom yang luas dan disesaki ratusan wisudawan itu terasa hampa bagi Mujiati. Dirinya tahu benar, Agung, keponaannya yang yatim piatu itu sangat memimpikan momen itu. Momen di mana almarhum meraih gelar sarjana dari Fakultas Kehutanan.
Itu adalah mimpinya, meraih gelar demi orang tua yang telah tiada. Namun takdir tidak bisa ditawar, Agung malah menyusul kedua orang tuanya menuju keabadian.
Momen itu, ketika sang bibi sampai ke podium dan menerima ijazah langsung dari Rektor Unilak Dr Junaidi MHum dan ketika air matanya jatuh tak tertahankan lagi, seluruh yang ada di dalam ruangan mendadak haru. Hati Mujiati makin membiru ketika foto keponakannya itu ditayangkan di layar besar yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Ini adalah mimpi Agung setelah kedua orang tuanya mendahului. Momen yang sudah lama dia nantikan," kata Mujiati dengan suara tersengal.
Air matanya bercucuran di pipi. Beberapa kali wanita paruh baya ini harus mengusap air matanya dari pipi saat berada di depan rektor dan ratusan wisudawan lainnya.
Agung yang seharusnya berada di sana, wafat tiga hari setelah ujian skripsi. Tepatnya, 10 Januari 2022 lalu.
Air mata Mujiati kembali berderai ketika ditemui usai prosesi wisuda. Wanita akrab disapa Muji kembali mengusap air mata sebelum bisa bercerita. Dirinya mengaku sebenarnya tidak sanggup hadir di acara wisuda itu.
"Kemarin agak berat hadir untuk datang saat yudisium dan wisuda. Tapi setelah ada dukungan keluarga, akhirnya datang ikut acara yudisium dan wisuda di sini," terang Muji.
Muji bercerita, meraih gelar sarjana kehutanan memang cita-cita Agung yang kelahiran di Bengkalis, September 1999 lalu. Apalagi sejak ayah dan ibunya telah tiada, Agung menurut Muji makin memantapkan niatnya untuk segera menyelesaikan perkuliahannya.
Keseriusan Agung dalam kuliah ini diakui Rektor Unilak Dr Junaidi. Hal ini setidaknya tergambar dari nilai kelulusannya. Agung lulus dengan predikat sangat memuaskan. "Pendidikan itu adalah perjuangan, Agung telah memperlihatkan semangatnya dalam meraih gelar sarjana," ungkap rektor.
Sementara itu Dekan Fakultas Kehutanan Unilak Ir Emmy Sadjati Msi menyebutkan, Agung adalah sosok yang pandai bergaul. Agung menurut Emmy mudah akrab dengan mahasiswa lainnya selama berkuliah di kampus tersebut.
"Agung adalah anak yang baik, mudah berkawan dan bagus dalam studi. Agung meninggal setelah ujian skripsi karena sakit. Keputusan fakultas bahwa Agung tetap dapat menyandang gelar sarjana karena telah memenuhi dan menyelesaikan persyaratan," sebut Emmy.
Fakultas Kehutanan Unilak merupakan satu-satunya fakultas kehutana yang ada di Provinsi Riau. Fakultas ini menjadi pilihan Agung untuk melanjutkan kuliahnya sebelum akhirnya meninggal dunia. Ia tak sempat mengenakan langsung toga yang membuat bangga kedua orang tua dan keluarganya.***