Akhir Tahun, IHSG Ditutup Merah

Advertorial | Selasa, 31 Desember 2019 - 10:29 WIB

Akhir Tahun, IHSG Ditutup Merah
TUTUP BEI: Dari kiri, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida, Anggota Dewan Komisioner OJK ex-officio dari Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, dan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fahri Hilmi saat penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia tahun 2019 di Jakarta, Senin (30/12/2019). (MIFTAHULHAYAT/JPG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Perdagangan pasar saham Indonesia pada pengujung 2019 secara resmi ditutup oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Pada penutupan, Senin (30/12), indeks harga saham gabungan (IHSG) berada dalam teritori negatif. IHSG belum beranjak dari zona merahnya dengan turun 0,47 persen atau 29,77 poin, ke 6.299.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.336,92 dan terendah 6.289,54. Sebanyak 234 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 195 saham menguat dan 151 saham diam di tempat. Adapun total frekuensi perdagangan saham 439.878 kali dengan volume perdagangan 15,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp11 triliun.

Investor asing jual saham mencapai Rp586,68 miliar di total pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 13.925. Menurutnya, pelaku pasar harus menghadapi tantangan berat pada tahun ini akibat faktor geopolitik dan perlambatan ekonomi dunia. Sehingga dibutuhkan kerja keras dalam tata kelola kinerja perekonomian.

Meski begitu, Sri Mulyani mengapresiasi, pasar modal Indonesia dapat tetap tumbuh di tengah melesunya perdagangan pasar saham dunia. Hal tersebut terlihat dari jumlah invetor saham yang tumbuh menjadi 2,5 juta investor atau naik sebesar 40 persen dibanding tahun lalu.

"Sinergi dan koordinasi antara para pemangku kepentingan Bank Indonesia (BI) dan juga Otoritas Jasa Kauangan (OJK) serta instansi lain merupakan pilar yang sangat penting," ujarnya di gedung BEI Jakarta, Senin (30/12).

Selain itu, lanjutnya, kinerja impresif lainnya juga dilakukan saat BEI dan OJK bersama-sama membersihkan transaksi maupun pelaku yang tidak baik. Sebab, transaksi semacam itu dapat mencederai reputasi bursa dan pasar moda Indonesia.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook