Selalu ada hikmah di balik cobaan. Ini pula yang dialami lima pemuda Perumahan Bougenville Kubang Jaya Kampar yakni Wahyu Ginanjar, Trisno, Age Pranata, Tio Kurniawan, dan Wiki Perdana. Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia saat ini memunculkan ide mereka untuk mendapatkan lapangan pekerjaan baru dengan memproduksi tempat cuci tangan.
Laporan: DENNI ANDRIAN (Pekanbaru)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif terhadap perekonomian seluruh lapisan masyarakat, baik itu pegawai negeri sipil, pegawai swasta maupun wiraswasta. Banyak penghasilannya berkurang, bahkan banyak juga yang kehilangan pekerjaan karena dirumahkan perusahaan tempat mereka bekerja yang goyang karena terpaan dampak pandemi Covid-19.
Ini pula yang dialami Wahyu Ginanjar dkk. Tempat mereka bekerja terdampak pandemi Covid-19. Alhasil mereka pun sempat ada yang bekerja paruh waktu dan di rumah. Penghasilan mereka pun menjadi berkurang. Tak mau pasrah dengan keadaan, maka muncullah ide kreatif untuk mendirikan Rumah Kreatif Bougenville yang memproduksi tempat cuci tangan.
Wahyu Ginanjar mengatakan awal Maret lalu, ketika gencar-gencarnya imbauan pemerintah agar masyakarat selalu mencuci tangan untuk mencegah penyebaran virus corona maka ide untuk membuat tempat cuci tangan portabel pun muncul. Promosi pun mulai dilancarkan lewat media sosial (medsos) Bak gayung bersambut, pesanan datang dari Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNas) Chevron. "Mereka pesan lima untuk disedekahkan," ujar Wahyu bercerita.
Ketika orderan datang, modal pun pas-pasan. Untuk membeli bahan kelima pemuda ini harus patungan. Tak hanya itu, peralatan yang mendukung pun seperti kompresor dan mesin las listrik pun mereka pinjam dari kolega mereka. "Alhamdulillah, sekarang kami sudah punya peralatan sendiri hasil dari penjualan tempat cuci tangan yang kami produksi. Mungkin ini hukmah di balik pandemi ini," jelas pria yang sehari-hari bekerja sebagai staf di Sekretariat KONI Pekanbaru ini.
Awalnya, lima pemuda Perumahan Bougenville Kubang Jaya Kampar ini hanya memproduksi tempat cuci tangan portabel biasa atau manual. Namun kini, mereka berinovasi dan membuat tempat cuci tangan portabel yang kerannya dibuka menggunakan kaki. "Banyak permintaan yang keran dibuka jangan pakai tangan lagi, tapi pakai injak. Makanya kami buat. Intinya sekarang kami produksi sesuai pesanan," ujar Wahyu.
Dijelaskan Wahyu, sarana cuci tangan tersebut awalnya dibuat menggunakan drum bekas. Tapi, kini ada juga yang dibuat berbentuk petak. Harga jual bervariasi. Namun, yang ada pijakan dijual dengan harga Rp1,5 juta per unit. Drum tersebut dicat duko. Dalam sehari mereka bisa minimal memproduksi satu unit. "Tapi tergantung pesanan," ujarnya. Lantas sejak Maret hingga sekarang, sudah berapa unit terjual? "Sekitar 100 unitlah," tutur Wahyu.
Hingga saat ini, pesanan sarana cuci tangan portabel produksi Rumah Kreatif Bougenville ini terus ada. Pada umumnya, pesanan datang dari kantor pemerintahan, lembaga zakat dan OJK. Yang paling banyak memesan lembaga zakat. "Sekitar 17 unit yang sudah mereka pesan. Alhamdullillah, sekarang kami juga dibina Balitbang Kota Pekanbaru sehingga kami bisa berkembang lebih baik," ujar Wahyu.
Rumah Kreatif Bougenville memasarkan produknya lewat media sosial seperti Facebook dan lainnya. Namun, yang memesan langsung bisa menghubungi nomor +62 823-8180-0033 atau langsung ke Perumahan Bougenville Kubang Jaya Kampar.
Saat proses produksi, kru Rumah Kreatif Bougenville selalu mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. "Kami juga menjaga kenyamanan pelanggan. Kru kami tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Meski pandemi ini membawa berkah buat kami karena dalap lapangan kerja baru, namun kita juga tak mau pandemi ini terus berlanjut. Ayo sama-sama kita lawan corona sehingga kita bisa hidup normal kembali," ujar Wahyu.(***)