Bersama BUMN, Gubri Syamsuar Siap Wujudkan Destinasi Wisata Khas Melayu

Advertorial | Sabtu, 11 Juni 2022 - 11:07 WIB

Bersama BUMN, Gubri Syamsuar Siap Wujudkan Destinasi Wisata Khas Melayu
Maket rencana pengembangan kawasan Pelabuhan Pasar Bawah di tepian Sungai Siak, Pekanbaru.  (DISKOMINFOTIK RIAU FOR RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pelabuhan Pasar Bawah Pekanbaru atau yang lebih dikenal Pelabuhan Pelindo akan dioptimalisasi menjadi destinasi wisata dan pusat seni budaya Melayu di Provinsi Riau. Lokasi Pelabuhan Pasar Bawah berada di Jalan Saleh Abbas, Kecamatan Senapelan, Kota Pekanbaru. Berhadapan langsung dengan sungai terdalam di Indonesia, yakni Sungai Siak.

Pelabuhan ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1920. Memiliki nilai sejarah awal mula Kota Pekanbaru. Sangat berpengaruh pada perekonomian serta perkembangan kota ini. Namun, seiring berjalannya waktu aktivitas di pelabuhan ini mulai berhenti. Pihak operator yakni PT Pelindo (Persero) memindahkan operasional pelabuhan itu ke Pelabuhan Perawang, Kabupaten Siak, Riau.

Melihat kondisi tersebut, Gubernur Riau H Syamsuar bergerak cepat, meminta Menteri BUMN Erick Tohir untuk memberikan dukungan agar pelabuhan itu bisa difungsikan menjadi destinasi wisata dengan desain Melayu. Komitmen Erick Tohir dan Gubernur Riau untuk membangun infrastruktur pariwisata di Riau mulai diwujudkan di tahun 2022 ini. Pelabuhan tua itu akan disulap menjadi destinasi wisata berciri khas Melayu.

Direktur Strategi PTPelindo Prasetyo mengatakan, Pelabuhan Pasar Bawah sangat ideal untuk dijadikan destinasi wisata. Total luas lahannya mencapai 2,2 hektare. "Arahan Menteri BUMN, kami harus menggesa optimalisasi bekas Pelabuhan Pelindo ini menjadi destinasi wisata lokal. Harapannya bisa beroperasi di Agustus 2023. Sehingga kita harus bisa memulai pelaksanaan pekerjaan fisik ini dalam waktu dekat," kata Prasetyo.

Dijelaskan dia, terkait pengembangan kawasan itu, Menteri BUMN telah memberi arahan kepada PT Pelindo  berkolaborasi dengan PT Pertamina dan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Ratu Boko. "PT Pelindo diminta kolaborasi dengan pihak TWC yang memiliki pengalaman di bidang tourism. Selain itu juga menggandeng Pertamina untuk bergabung di konsorsium ini. Pertamina memiliki peran penting di Provinsi Riau," ujarnya.

Dikatakan Prasetyo, untuk tahap awal pihak konsorsium akan optimalisasi 1,1 hektare kawasan pelabuhan. Kemudian, me-launching beberapa kegiatan di Agustus tahun 2022 ini. Sehingga tim konsorsium memiliki kalender events dan kegiatan fisik pembangunan hingga Agustus 2023.

"Kami harus menggesa optimalisasi pelabuhan ini menjadi destinasi wisata domestik. Harapannya bisa beroperasi di Agustus 2023. Sehingga kita harus bisa memulai pelaksanaan pekerjaan fisik ini dalam waktu dekat. Di mana pada Agustus 2023 menjadi acara puncak launching destinasi ini," jelasnya.

"Kami ucapkan terima kasih kepada Gubernur Riau yang telah mendukung  dan menerima rencana optimalisasi bekas pelabuhan Pekanbaru ini," ujarnya.

Menurut Prasetyo, Pekanbaru merupakan kota multietnik. Memiliki budaya tradisional lokal yang cukup kuat. Kondisi ini memperkuat branding Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau, sehingga membuat daya tarik tersendiri.

"Di mana nantinya akan dibuat destinasi wisata di Pekanbaru, sekaligus difungsikan sebagai pusat kegiatan permainan rakyat, seni dan budaya di Provinsi Riau, khususnya di Kota Pekanbaru," sebutnya.

Sementara itu, Gubernur Riau H Syamsuar menanggapi dengan positif rencana pembangunan ini. Menurutnya, jika proyek ini rampung dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Riau, sekaligus bisa menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Lokasi lahan pelabuhan ini cukup strategis, berada di dekat Sungai Siak yang menjadi ikon Kota Pekanbaru. Memiliki nilai sejarah dan bisa menjadi sarana edukasi sehingga bisa diceritakan ke generasi selanjutnya," ujar Syamsuar.

Syamsuar ingin destinasi ini, bisa menonjolkan ciri khas budaya Melayu. Tersedianya venue permainan rakyat tempatan dan venue untuk atraksi kebudayaan Melayu.

"Saya bersama Menteri Erick Tohir sepakat. Pertama, harus dibangun berdasarkan desain Melayu yang juga bisa atraktif kepada generasi muda. Kedua, tempat itu harus dalam konteks ada yang namanya berkelanjutan. Jangan hanya membangun nanti akhirnya ngambang," ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Riau, Roni Rakhmat mengungkapkan, lokasi bekas Pelabuhan Pelindo sangat strategis. Berdekatan dengan destinasi wisata di sekitarnya. Sehingga diharapkan mampu berdampak positif pada pelaku ekonomi kreatif.

"Lokasinya strategis, dekat destinasi wisata belanja Pasar Bawah, wisata kuliner, Rumah Tenun, Masjid Agung Senapelan, Makam Marhum Pekan, Rumah Singgah Tuan Kadi, Perkampungan Melayu dan destinasi sejarah lainnya," ujarnya.

Roni mengaku, pihaknya siap berkolaborasi memberikan dukungan optimalisasi  Pelabuhan Pasar Bawah Pekanbaru menjadi destinasi andalan di Kota Pekanbaru. "Kami siap mendukung optimalisasi pelabuhan ini. Semoga hasilnya bisa berdampak positif kepada masyarakat dan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Riau," ujar Roni Rakhmat.(adv/sol)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook